Sdh umum, kunci utama u/ mengetahui resiko stroke & jantung rendah (tapi bukan berarti tidak mungkin terkena) adalah (ini list dari dokter saya):
- Tekanan darah normal (idealnya sih <> 40, 130/80 masih ok)
- LDL (kolesterol jahat) <>40
- Trigliserid < 200
- BMI (bodd-mass Index) harus diusahakan ideal
- Kadar Lemak rendah
- Tingkat glukosa normal
Semuanya dapat dideteksi lewat lab paling tidak 6 bulan sekali buat yg. berumur >= 40 th.
Kurang tidur, stress, merokok -> menyebabkan tekanan darah naik. Kurang olah-raga menyebabkan HDL rendah (dan melemahkan dinding2 kapiler sehingga lebih rentan pecah akibat tekanan darah).
Dari berita di Yahoo tahun lalu, kurang tidur ( <> 2 s/d 3x lipat.
Makan sayur-mayur & buah, kurangi drastis daging & telur (protein diganti dari tahu, tempeh dan ikan [ikan laut dalam paling bagus]) juga membantu (sdh saya buktikan sendiri sejauh ini, Alhamdulillah cholesterol back to normal). Yg. susah mungkin mengurangi asupan nasi karena makanan pokok rakyat. Resiko terlalu banyak makan nasi adalah meningkatkan kadar trigliserida (selain glukosa naik).
Yg. mungkin relatif lebih susah (terutama di Indonesia) adalah menurunkan kolesterol & trans-fat. Berapa banyak bahan makanan di Indonesia yg. diberi label "trans-fat = 0, cholesterol=0" ? Apalagi yg. di restoran2. Tidak tahu apa yg. mereka masukkan.
Saya sempat baca di suatu site kesehatan, olah-raga teratur 30 menit tiap hari lebih baik dibanding olah-raga berat (>1 jam) seminggu sekali. Jalan kaki/naik sepeda ke kantor tiap hari pasti lebih baik dibanding naik mobil (dan stress karena macet di jalan). Juga, kehidupan keluarga yg. sejahtera menurunkan resiko jantung.
Ahli barat menyarankan meminum red-wine segelas sehari sebagai pencegah penyakit jantung. Namun, buat muslim ini bukan pilihan, tapi ada satu pilihan lain yaitu ganti wine-nya dengan minum kopi/teh tiap hari satu menurut riset mutakhir, caffeine menurunkan resiko stroke tipe 1 (http://www.medscape.com/viewarticle/576548) dan menurunkan resiko alzeimer/dimensia. Memang wine dalam kadar rendah punya dampak positif, tapi dampak negatifnya lebih besar.
Buat mengukurnya secara kuantitatif, kita list semua resiko2 diatas dan diberi point. Besar point buat masing2 resiko berbeda-beda (bisa di-google). Kalau pointnya kecil, kita bisa bersyukur. Ada sejumlah web yg. bisa secara otomatis menghitung resiko dan mentrack progress berdasarkan parameter2 diatas.
Memang susah mau hidup sehat.
No comments:
Post a Comment