Tuesday, September 15, 2009

Islam radikal di Indonesia & Wahabi

Seorang mempost tulisan yg. cukup menggelitik mengenai Islam radikal di Indonesia dan peran WNKA.

Berikut ini komentar saya:


Sah-sah saja penulis tsb. berpendapat demikian. Namun, dia lupa bahwa dulunya kedua pendiri dua partai Islam terbesar tsb. (NU & Muhammadiyyah) adalah ket. arab atau berguru ke mereka. Pendiri  uhammadiyah (KH. Ahmad Dahlan) adalah ket. arab, sementara pendiri NU (KH. Hasyim Asy'ari) konon berdarah ket. arab (atau, paling tidak berguru langsung ke sana). Keduanya ada kaitannya dg. organisasi Islam modern pertama di Indonesia (Jamiat Kheir di Jakarta) yang banyak pendirinya ket. arab pula. (KH. Ahmad Dahlan menjadi anggota di Jamiat Kheir di th. 20-an).

Mengenai pertentangan aliran Al-Irsyad (cikal bakal Persis) dg. aliran alawiyyin [kelompok para habib],
ini sudah lama terjadi dan sampai sejauh ini tidak menimbukan perang antar kedua group. Jadi, menurut
saya, penulis di bawah tsb. berlebih-lebihan menyatakan pertentangan kedua kubu ini. Bahkan, kalau
kita kilas balik sejarahnya, pendiri guru besar dan pendiri Al-Irsyad (seorang ulama besar dari Afrika
Utara bernama Ahmad Syurkati, yg. diundang menjadi guru tamu di madrasah Jamiat Kheir) ini sebetulnya mantan guru di group alawiyyin.

Menurut saya (dan ini sebetulnya juga hasil intelijen CIA), ajaran wahabi-lah yg. menjadi biak keroknya
(lihat saja OBL, Thaliban dsb.). Ajaran yg. di Indonesia menjadi aliran yg. disebut 'assalafiyah' ini
berkiblat ke aliran Wahabi dan beraliran keras serta mengartikan ajaran Islam secara literal.

Berdasarkan sejarahnya, aliran Islam yg. berkembang di Indonesia dari awalnya adalah aliran yg. lebih
bersifat tasawuf dan ruhaniyah, spt. banyak ditemui di aliran Alawiyyin. Ini berhubungan dg. asal penyebaran
Islam di Nusantara, yaitu Yaman Selatan sejak ratusan tahun yg. lalu. Bisa kita telusuri sampai sekarang di
Yaman Selatan (tepatnya di propinsi Hadramaut), pesantren2 di sana (disebut "ma'had") tidak
mengajarkan hal2 kekerasan, bahkan jauh dari itu. Ajaran mereka penuh dg. ajaran sufi dan mengajarkan
muslim untuk menghindari dan tidak cinta dunia (zuhud).

Perlu diketahui, Indonesia beberapa kali dikunjungi oleh beberapa tokoh besar ajaran 'alawiyyin' ini,
misalnya habib Umar bin Hafidz dari Daarul Mustafa di kota Tarim (kalau tidak salah beberapa kali ceramahnya disiarkan MetroTV (?). Guru lainnya dari Darul Mustafa (habib Ali Aljufri) bahkan melakukan ceramah dan kuliah keliling di sejumlah islamic center dan universitas di Amerika [Santa Clara University,
Boston, MCA, Texas, dll.) 2-3 tahun lalu atas undangan Zaytuna Institute pimpinan Syeikh Hamza Yusuf Hanson. Sepertinya pemerintah Amerika telah mengetahui latar belakang dan ajarannya, karena kalau tidak, bayangkan seorang tokoh ulama dari tim-teng berkeliling Amerika mengajarkan ajaran yg. asing dan ditakuti bagi sebagian penduduk amerika, apatah lagi ini terjadi setelah kejadian 9/11!

Beberapa tahun terakhir ini banyak pemuda-pemudi muslim di Indonesia (bahkan dari negara-negara barat) berguru ke negeri Yaman dan setelah kembali, mereka berdakwah ke pelosok-pelosok Nusantara. Apakah mereka mengajarkan kekerasan? Sejauh ini, saya belum pernah mendengar pemuda2 lulusan Darul Mustafa ini mengajarkan, berafiliasi atau meng-endorse gerakan-gerakan aliran keras spt. FPI, Lasykar Jihad dsb.

Kalau ingin menelusuri lebih jauh, mungkin bisa dilihat dalam sejarah apakah ada para da'i keturunan arab
dahulu itu mengajarkan demikian? kalau iya, lalu mengapa dahulu tidak terjadi hal-hal spt. sekarang?
Padahal, kalau dilihat, pengikut2 ulama (terutama habib-habib) ini sangatlah banyak. Di Jakarta saja,
dari pengajian para habib ini di Bungur (tahun 60-an), Kwitang, Kampung Bandan, Luar Batang, Cawang dst.
Hampir semua wali-songo itu ket. arab, baik sunan Ampel atau sunan Giri, tapi apakah ajaran mereka spt.
gerakan sekarang ini.  Jadi, sebetulnya tidak ada hubungan antara ket. dg. aksi2 kekerasan akhir2 ini. Saya yakin ini lebih disebabkan maraknya aliran Wahabiyah di Indonesia akhir2 ini.

Spt. si penulis tuliskan sendiri di bawah, hal2 tsb. karena FPI, Lasykar Jihad, dsb. lebih berafiliasi ke ajaran Wahabiyah. Habib Rizieq Shihab pendiri FPI sendiri bertentangan pendapat dg. mayoritas habib2 di Indonesia yang beraliran moderat (karena itu ia berhenti [atau mungkin diberhentikan?] menjadi guru di madrasah Jamiat Kheir).

Atau, mungkin pendapat2 spt. di website itu malah sengaja dihembuskan untuk memecah umat Islam
Indonesia, sebagai bagian dari gerakan 'kontra-revolusioner', spt. halnya gerakan Islam Liberal? siapa tahu :-)

Saya dan beberapa teman bahkan bercanda mengatakan, jika terjadi perang antara Indonesia dg. negara asing, sangat mudah mengalahkan Indonesia. Kirim saja (atau suap) beberapa agen inteligen di Indonesia u/
menghembuskan desas-desus memecah-belah masyarakat. Penduduk kita akan gontok-gontokan sendiri tanpa si negara asing perlu mengirim pasukan :-). Belum masuk "Physico-war", Indonesia sudah keok di "psycho-war".

No comments: