Waktu saya masih kecil dulu pernah baca buku (sekilas) pelajaran bahasa Palembang kuno ini, ada kata2 "Sampun niku", "kulo nuwun" (atau seperti itulah) dan sebagainya. Orang2 tua dulu pun saya dengar ada yg. bisa bercakap-cakap sedikit dalam bahasa ini. Namun sayangnya, bahasa ini sdh punah/nyaris punah (ada wacana soal ini:
http://www.beritapagi.co.id/read.php?module=1&id=4183).
Satu kebudayaan nusantara yang terlantarkan dan tidak dijaga. Memang cukup menyedihkan.
Kalau menurut Wiki, bapak dari rumpun bahasa Melayu/Indonesia adalah bahasa dari daerah Sumatera Selatan ini:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Melayu
Sampai sekarang pun, sejumlah dialek dan intonasi ucapan melayu Malaysia sangat mirip dengan bahasa Palembang (yg. asli, bukan "palembang coret").
Tidak heran budaya Malaysia mirip sekali dg. Sumsel (copas dari satu web, entah keabsahannya):
Kota Palembang juga dipercayai oleh masyarakat melayu sebagai tanah leluhurnya.
Karena di kota inilah tempat turunnya cikal bakal raja Melayu pertama
yaitu Parameswara yang turun dari Bukit Siguntang. Kemudian Parameswa
meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik dan diberinyalah
nama Singapura kepada Tumasik. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan
menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka
disemenanjung Malaysia dan mendirikan Kerajaan Malaka. Beberapa keturunannya
juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah
Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan
orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan
mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah.
Kalau menurut tebakan saya, bahasa Palembang asli adalah yg. spt. bahasa Melayu itu, tetapi kemudian dipengaruhi dengan perkembangan bahasa jawa sejak penyerbuan Majapahit.
Bahasa jawa kromo-inggil itu berkembang mulai sekitar tahun berapa?
No comments:
Post a Comment