Saturday, June 12, 2010

Autism dan Orang-Tua berpendidikan Tinggi

Autis sekarang ini termasuk hal "hot" di negara2 maju.  Pemerintah AS lewat badan2 riset dan Universitas di AS sekarang ini banyak terjun dan melakukan riset intensif berkenaan dengan autis, akibat gejala endemik sejak tahun 90'an. Kongres AS bahkan sdh mulai kuatir dengan makin meningkatnya autis di AS (maklum, karena sejauh ini anak2 disabled, termasuk autis, dilindungi UU federal & state dalam hal pendidikan dsb. bahkan memberikan subsidi buat biaya hidup mereka.  Kalau makin banyak yg. menderita ASD, pemerintah AS bisa bangkrut).

Banyak teori mengenai penyebab autisme, tapi semuanya tidak dominan dan diterima semua pihak.

Sebagian peneliti mencurigai "keracunan merkuri" lewat vaksinasi sebagai penyebab autism (http://www.nationalautismassociation.org/thimerosal.php) atau virus dsb. (http://vactruth.com/2009/06/26/dr-andrew-moulden-answers-to-autism-and-vaccine-damage/).  Salah satu peneliti yg. menggebu2 soal keracunan akibat vaksinasi ini adalah Dr. Andrew J. Moulden, Ph.D.

Kemungkinan lain dari fenomena anak autis muncul dari keluarga "highly educated" adalah kemungkinan migrasi yg. cukup banyak orang2 autis ringan (High Functioning Autistic atau Asperger's Syndrome) ke California.  Spt. diketahui, orang dewasa pengidap autis ringan/Asperger's kebanyakan memiliki kelebihan dalam kecerdasan rata2 atau di atas rata2, terutama dalam hal sains/teknologi, tetapi memiliki kekurangan2 yg. biasanya muncul pada orang autis (kemampuan sosial yg. lemah, mood disorder, tics, OCD, dsb.)  Bisa jadi mereka pindah ke California dikarenakan memang industri hi-tech terbesar AS ada di California.  Mereka beranak-pinak dg. pasangan yg. mungkin memiliki kecenderungan yg. sama secara genetik.  Pasangan2 spt ini kemungkinan jauh lebih besar memiliki anak autis. Genetik merupakan salah satu penyebab utama autis.

Saya jadi ingat dulu sempat baca tentang kecerdasan Yahudi.  Di Eropa, ada kelompok keturunan Yahudi tertentu yg. disebut "Ashkenazi" yang rata2 memiliki kecerdasan tinggi (mayoritas penerima Nobel berasal dari Yahudi Askenazi ini).  Di abad 18 ada wabah virus misterius yg. menyerang golongan Yahudi (penyebaran virus lebih tinggi, karena kaum Yahudi itu lebih mengelompok).  Banyak yg. mati karena virus ini, tp. yg. survive mengalami mutasi gen di otak mereka yg. menyebabkan perubahan neurosystem. (Sumber: http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Health/genetics.html atau Google saja "Ashkenazi intelligence", pasti banyak)

Sering kali, perilaku "introvert" dan "kurang bisa bersosial" pada anak dapat memberikan indikasi awal autis. Menurut proposal klasifikasi yg. diperbaharui dalam DSM-V tahun 2010 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5, buku panduan diagnosis buat dokter spesialis perkembangan anak dan psikiater di AS), Asperger's Syndrome dimasukkan katagori ASD (Autism Sprectrum Disorder atau Spektrum Gejala Autis) karena Autis memiliki spektrum luas (dari autis parah/mentally retarded sampai Aspie).  Apakah anak2 ASD yg. masuk dalam spektrum atas (high-functioning) ber-IQ rendah? tidak juga.  Contohnya Einstein, Isaac Newton, Benyamin Franklin, Napoleon, Abraham Lincoln, Van Gogh, Bill Gates, Shakespeare, dsb.

Faktor lain adalah  para orang-tua yg. memiliki umur tua ketika memiliki anak.  Menurut hasil riset, pria yg. menunda menikah dan mempunyai anak meningkatkan kemungkian memiliki anak autis (utamanya jika anak tsb. laki2, karena secara statistik probabilitas anak laki2 mengidap autis 4x lipat dibanding perempuan).

Saya kira di negara2 berkembang dengan populasi orang-tua kurang berpendidikan pun, autism relatif meningkat, tapi mayoritas tidak terdeteksi. Namun,  bukan tidak mungkin peningkatan kecerdasan orang-tua dapat menimbulkan mutasi genetik negatif yg. diteruskan ke keturunan dan menimbulkan kelainan pertumbuhan syaraf (neurodevelopmental disorder).

No comments: