Tuesday, March 10, 2009

Arsip Warta Ekonomi, 13 Mei 2001

















A Platform for The Next Generation Internet
A Platform for The Next Generation Internet








Edisi 28 Mei 2001 126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000126026 visitors since March 2000



















































Cover WE Edisi Terbaru




























































































Berita Terkini

Hal Depan WE



Liputan Utama



Ekonomi Umum



New Economy



Komentar Ekonomi




Prokon



Sorotan



Debut



Entrepreneur




Inovasi



Kolom



e-Karir



e-Commerce




Profil



e-Company



Bursa Buku



Link


Konsultasi






















Profil
Advertising Info
WE Mailing List
Hubungi
Kami
Buku Tamu WE




















Cari
Berita












The Best - Run E-Business - Run MySAP.com
The Best - Run E-Business - Run MySAP.com












Liputan Utama
Menunggu sang Aset tak Tampak Datang
Warta Ekonomi - Liputan Utama



Keberadaan teknologi informasi (TI) yang mampu menembus ruang dan
waktu, ternyata tidak disia-siakan oleh berbagai pihak, termasuk
para TKI maya atau remote worker dan TKI nyata yang memang
bergelut di bidang TI. Pihak "pendukung" pun ikut bersemangat
menggarap bidang yang satu ini.





Namanya Dini Rahma Shanti dan Sinta Defita Sari. Keduanya
adalah wanita Indonesia yang begitu memanfaatkan teknologi
informasi pada era new economy untuk menggali ilmu dan
meraup rezeki. Ladang kerja mereka sama-sama ada di luar negeri,
USA dan Inggris. Hanya perbedaannya, kalau Dini dipekerjakan
dari rumahnya sebagai remote worker di kawasan Cilandak, Jakarta
Selatan, dan hasil pekerjaannya saat itu juga sampai ke
negeri Paman Sam, sedangkan Sinta (harus) mengembara ke
Inggris.


Dua fenomena ini, baik pekerja yang online seperti yang
dialami Dini maupun offline seperti halnya Sinta, bagi sebagian
(besar) orang dijadikan salah satu bukti bahwa sumber daya
manusia Indonesia bisa menembus wilayah yang katanya susah
dimasuki oleh ras berwarna kulit sawo matang seperti Indonesia.


Ini sekaligus memberikan gambaran pada dunia luar bahwa di
tengah dunia melihat sinis terhadap Indonesia yang banyak terjadi
pelanggaran HAM seperti halnya di Aceh, Sampit dan daerah lain,
atau dunia melihat miring terhadap benturan kepentingan di
tingkat elite politik yang tak kunjung reda, atau juga melihat
sebelah mata terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang kadang
merugikan kalangan bawah, masih ada yang mengharumkan nama
Indonesia melalui manusia seperti Dini dan Sinta.



Remote Worker


Pemanfaatan internet untuk meraup rezeki dan ilmu ternyata
tidak hanya dilakukan oleh Dini. Setidaknya, menurut
pantauan Warta Ekonomi, para tenaga kerja Indonesia (TKI) maya
ini jumlahnya relatif banyak. Menurut Dini, yang saat ini
menjadi organisator (organizer) para remote worker, paling tidak
ada sekitar 200 orang lebih yang menjadi kliennya. "Yang kerja
part time ada sekitar 200 orang. Mereka rata-rata kalangan
mahasiswa yang ada di Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya dan
beberapa kota lainnya," ujarnya.



Uniknya, dari 200 orang lebih ini, menurut Dini, semuanya
masuk secara tak sengaja. Artinya, hanya dari sekadar iseng-
iseng melakukan lamaran melalui internet, atau chatting dengan
kemampuan yang pas-pasan, mereka akhirnya tercebur dan
menikmati pekerjaan ini.


Contohnya pengalaman yang dialami sendiri oleh Dini.
Berawal dari iseng dan ingin membuktikan kemampuannya yang
terbatas dan apa adanya di internet, ternyata membawa Dini ke
nasib mujur sehingga dia bisa memperoleh proyek yang relatif
banyak. Dengan melakukan pekerjaan secara remote, Dini merasa
tidak meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga.


Dari sekadar bekerja dengan sistem proyek dengan pembayaran
US$7 per jamnya, atau US$300 per proyek--tergantung pada
jenis pekerjaannya--yang biasa dia kerjakan sekitar dua hingga
tiga minggu, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan tetap sebagai
organisator para remote worker dengan pendapatan mencapai lebih
dari Rp4 juta tiap bulannya.


Ceritanya pun relatif cukup menarik. Setelah asyik
mendapatkan proyek sebagai remote worker hingga lebih dari lima
perusahaan yang ada di USA dan dilaluinya selama hampir satu
tahun, Dini secara tak sengaja mendapatkan tawaran untuk bekerja
lebih serius di sebuah perusahaan yang berdomisili di Jakarta.
"Aku diminta membuatkan web promotion. Aku terima saja,
sekaligus tantangan untuk belajar," tutur anak kedua dari tiga
bersaudara ini.


Kesempatan mendapatkan tawaran pekerjaan tetap dengan
virtual office ini pun sebenarnya hampir pupus. Pasalnya,
setelah ia aplikasikan, jawabannya pun tak kunjung tiba. "Aku
e-mail terus dia. Mungkin karena kesal mendapatkan e-mail dari
aku, akhirnya ditanggapi juga. Jadilah kontrak pertama dengan
nilai per proyek sekitar Rp600.000," tuturnya mengenang.
Dutchman Pieter de Vries, CEO digitaldevelopment.com,
perusahaan yang bergerak di bidang web design yang mempekerjakan
Dini, pun merasa cocok.


Karena proyeknya makin banyak, khususnya dari kawasan
Asia, pria berusia 40 tahun berkebangsaan Jerman yang sudah
lama menetap di Indonesia ini mengajak Dini bekerja lebih dari
sekadar remote worker yang bekerja dari satu proyek ke proyek
lainnya. "Dia kirim e-mail, meminta aku menjadi pekerja tetap
di digitadevelopment untuk mengkoordinir para remote worker
dengan memberikan pendapatan tetap secara bulanan, di samping
fee per proyek," ujar Dini. Kesempatan ini pun tidak disia-
siakan.


Setiap ada proyek, sang bos meminta Dini untuk membuka
lowongan sekaligus menyeleksi lamaran yang masuk. Di luar
perkiraan, antusiasme pelamar cukup besar. Setidaknya ada
sekitar 200 orang lebih remote worker yang menjadi klien
digitaldevelopment.com. Setelah sekian lama bekerja dengan
sistem virtual office, Dini baru bertemu dengan bosnya secara
offline. Itu pun tanpa sengaja karena lokasi tempat tinggalnya
hanya ratusan meter jaraknya.


Selaku organisator terhadap sekitar 200 remote worker,
dengan pengalaman yang dimilikinya, Dini harus melakukan
negosiasi dengan para remote worker. "Ketika proyek ini bisa
dikerjakan selama 50 jam, dan si remote worker meminta 75 jam,
kami coba lakukan negosiasi," ujar ibu yang berdomisili di USA
sejak kelas 3 SMA hingga lulus dari sebuah perguruan tinggi
pada 1994 ini. Baginya, sebagai jembatan antara para remote
worker dan Dutchman Pieter de Vries, sang CEO, dirinya mencoba
melakukan yang terbaik untuk kedua pihak. Bagi Dini,
ditinggalkan oleh para remote worker berarti kerugian yang
dideritanya tidak sedikit (lihat wawancara khusus dengan Dini).


Dini tidak menampik bahwa jika dibandingkan dengan remote
worker dari negara lain, justru para remote worker Indonesia
dibayar lebih murah. Menurut pengakuan Dini, sang bos, Dutchman
Pieter de Vries, memilih mencari para remote worker dari
Indonesia karena memang walau dibayar murah tetap mau. Namun,
hal ini ditepis oleh Sam Darma Putra, remote worker lain yang
bekerja pada suatu perusahaan di Australia. Menurutnya, kesan
pekerja Indonesia digaji rendah bisa terjadi pada yang bekerja
secara offline, bukan remote. Kalau remote worker, menurut Sam,
semuanya serba terbuka antar-worker dari masing-masing negara,
termasuk soal pendapatan atau sistem pembayarannya. "Jadi,
untuk teleworker pasti sama, tidak ada diskriminasi," ujar Sam.


Hampir sama pengalamannya dengan Dini yang tidak ingin
berpisah dengan buah hatinya, Gunardi melakukan pekerjaan sebagai
programer dengan sistem remote worker disebabkan alasan ingin
selalu dekat dengan sang anak. Di samping itu, ia memang ingin
menambah penghasilan bulanannya di luar sebagai seorang programer
di sebuah perusahaan ISP (internet service provider) yang ada
di Bandung dengan gaji bulanan Rp2,5 juta.


Menjadi seorang remote worker selama beberapa tahun
menjadikan posisi Gunardi makin lama makin mantap. Keputusan
melepas pekerjaan tetap di perusahaan awal pun diambil. Dari
sisi pendapatan makin lama makin bertambah. Dengan pendapatan
awal sekitar US$10 per jamnya, setelah sekian lama akhirnya
Gunardi bisa mengantongi upah sekitar US$5.000 per bulan. Belum
lagi dihitung nilai bisa berkumpul dengan buah hatinya.


Proses mencapai pendapatan hingga US$5.000 per bulan, di
satu sisi bisa dikatakan sebagai suatu ketidaksengajaan. Namun
di sisi lain, ini adalah bukti keseriusan Gunardi dalam
menyandang status sebagai remote worker. Artinya, tanpa
keseriusan, Gunardi tidak akan mendapatkan kesempatan menemukan
ketidaksengajaan ini.


"Awalnya saya diminta membuatkan sebuah program oleh seorang
teman yang ada di AS secara gratis. Ini pun saya kenal di
internet dari sebuah milis," tutur pria 30 tahun ini.
Permintaan temannya ini pun tidak begitu saja ditolak. Hanya,
ada satu syarat: nama Gunardi disebutkan.


Berkat hasil pekerjaan Gunardi, ternyata, lagi-lagi secara
tak sengaja, ada yang mengontaknya untuk membuatkan program yang
hampir sama. Hanya, kali itu tidak gratis lagi. Setelah sekian
lama menjadi remote worker di perusahaan itu, yakni Z-engine,
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang mobile commerce,
Gunardi diminta lebih serius.


"Saya dipanggil untuk mengikuti training di AS selama tiga
minggu," ujar alumnus teknik informatika ITB tahun 1995 ini.
Kesempatan mengikuti training selama tiga minggu itu tidak ia
sia-siakan. Dari sini Gunardi makin mantap menikmati pekerjaan
yang semitetap ini. Pada saat-saat tertentu, Gunardi kadang
membantu melakukan beberapa hal yang dirasa membutuhkan
tenaganya untuk perusahaan awal tempat ia pertama bekerja dengan
gaji US$10 tiap jamnya.


Pengalaman adik angkatan Gunardi, yakni Sam Darma Putra
Ginting atau yang lebih akrab dipanggil Sam, sebagai remote
worker pun tak kalah menarik dan uniknya. Berawal dari suka main
internet dan chatting dengan temannya yang ada di Australia,
pada 1998 Sam ditawari bekerja secara jarak jauh. Sam pun
melalui tahapan wawancara via e-mail dan IRC. "Saya ditanya
skill saya apa saja, dan setelah melalui tahapan tes, akhirnya
saya diterima. Setelah tugas pertama saya selesai, mereka
mentransfer dana yang memang harus saya dapatkan. Pekerjaan saya
berlanjut selama enam bulan," ujarnya.


Berbeda dengan Dini dan Gunardi yang pekerjaan awalnya
sebagai remote worker murni, dalam arti sebagai freelance, Sam,
walau ini diakui sebagai pengalaman pertama menjadi remote
worker di sebuah perusahaan Australia bernama Byronics, dia
dibayar bukan berdasarkan proyek tetapi secara bulanan. "Per
bulan saya di gaji Aus$300," katanya. Hanya, karena sistem gaji
bulanan seperti ini menjadikan Sam tidak bebas untuk melakukan
proyek lainnya di luar Byronics, dalam waktu enam bulan Sam pun
memutuskan untuk berhenti.


Bagi Sam, sebagian teman-temannya mungkin menjadi remote
worker lebih pada making money, tetapi dirinya merasa remote
worker adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman. "Dari sana
kemudian kami punya kompetensi sehingga kami siap untuk
berkompetisi," tuturnya memberikan alasan. Dasar ini pula
yang menjadikan pria berusia 25 tahun asal Medan ini
mengandalkan sebuah jaringan bersama rekan-rekannya.


Jangan heran kalau kemudian--walau berhenti bekerja sebagai
remote worker di Byronics--alumnus ITB ini mendapatkan proyek
lainnya secara remote. Tidak hanya itu, pekerjaan tetapnya di PT
Apliknusa LintasArta, dan menjadi CTO (chief technology officer)
Subak Solusi Teknologi Informasi serta menjadi dosen
komputer di Perbanas tetap disandingnya, tanpa meninggalkan
berbagai proyek secara remote yang terus memintanya dengan
nilai pendapatan sekitar US$200 tiap minggunya.


Berbeda dengan Dini, Gunardi dan Sam, yang sekian lama
masih menikmati statusnya sebagai remote worker dan masih
bertahan dengan model kerja yang demikian, salah satu remote
worker lain yang pernah menjadi klien Dini di Digital
Development.com justru berbeda. Purnomo, pria berusia 23 tahun
alumnus STT Telkom Bandung, justru menghentikan pekerjaan maya
yang relatif santai ini.


Apa pasalnya? "Saat itu saya ingin mendirikan perusahaan
bersama teman-teman," kenangnya. Purnomo mengaku setidaknya
selama delapan bulan ia menjalani pekerjaan sebagai software
development secara jarak jauh dari sebuah tempat kostnya di
Bandung, di samping menyelesaikan studinya. Namun, ternyata niat
mendirikan usaha itu tidak lama bertahan. Enam bulan kemudian,
Purnomo memutuskan kerja secara offline di sebuah perusahaan di
Jakarta.


Bagi Purnomo, pengalaman di dua tempat, baik ketika
bekerja sebagai remote worker maupun saat dia bekerja bersama
teman-temannya ada banyak hal yang berbeda. "Sebagai remote
worker, saya dibayar Rp25.000-Rp40.000 per jam. Saya tidak
harus bingung mencari klien, semuanya dilakukan oleh pihak
Digital Development. Di perusahaan yang dirintis bersama teman-
teman, saya dituntut mencari klien sendiri," katanya
membandingkan.


Menurut pengakuan Purnomo, secara pendapatan, dirinya
memperoleh nilai yang lebih besar ketika menjadi remote worker
dibandingkan dengan sebagai sistem integrator di perusahaan yang
ia bangun bersama teman-temannya. "Dari segi pendapatan,
mungkin lebih tinggi kerja dengan sistem remote worker. Namun
kan kebanggaan mempunyai usaha sendiri berbeda," ujarnya.


Pengalaman Cokorda Raka Angga Janunuraga atau yang akrab
dipanggil Raka dan Elfan Nofiari sebagai remote worker punya
kenangan sendiri yang, bagi mereka, tak begitu saja bisa
dilupakan. Bermula dari sekadar mengisi aplikasi kemampuan
mereka di sebuah sertifikasi internasional di internet, hingga
munculnya e-mail secara mendadak yang menawarkan pekerjaan
secara remote, adalah sebuah tantangan sekaligus kebanggaan bagi
mereka.


"Saya ingat sekali ketika tiba-tiba ada e-mail masuk
menawarkan pekerjaan sebagai remote worker," ujar Raka. Bekerja
dengan kemampuan yang dimilikinya, yakni program Java, pada
sebuah perusahaan online di USA yang bergerak pada perbandingan
harga dengan pendapatan awal US$5 per jam, bagi Raka yang
berstatus mahasiswa adalah sebuah rezeki besar. Apalagi setelah
beberapa lama, perusahaannya puas dengan kinerjanya sehingga
pendapatannya pun dinaikkan menjadi US$10 per jam.


"Di perusahaan ini kita kerja secara tim," kata Elfan,
pria berusia 24 tahun asal Bandung. Kerja tim ini pula
yang memberikan arti bagi meraka. Artinya, kerja tim ini, yang
kebanyakan diisi oleh para remote worker dari Rusia, Rumania dan
beberapa negara Eropa lainnya, memberikan arti tersendiri bagi
Elfan dan Raka.


Dari sini mereka bermitra dan sekaligus berkompetisi secara
global. "Dari sana, baik melalui supervisor kami maupun dalam
pendangan kami sendiri, kami tahu siapa yang jago dan siapa yang
tidak," ujar Raka yang sampai saat ini masih berstatus
mahasiwa Teknik Elektro ITB angkatan 1996. Dari sanalah Raka
dan Elfan terpacu untuk bisa seperti mereka atau bahkan Raka
dan Elfan merasa bangga karena diri meraka bisa lebih dari para
kompetitor mereka yang ada di negara lain. "Apalagi kalau di
tingkat usia bisa dikatakan kami yang paling muda, di bawah
umur 25 tahun. Sementara yang dari Eropa, di samping usianya
lebih dari kami, mereka juga menjadikan pekerjaan ini sebagai
pekerjaan utamanya, bukan sampingan seperti kami," tutur Elfan.


Seperti yang dituturkan di atas, para remote worker
yang rata-rata usianya di bawah 30 tahun ini memiliki sebab-
sebab tersendiri sehingga akhirnya mereka tercebur atau
menceburkan diri bekerja sebagai TKI maya. Terlepas dari
alasannya apa, yang jelas keberadaan internet dan kemampuan
otak serta skill mereka memberikan nilai plus bagi dirinya.


"Aku tidak membayangkan kalau harus berangkat kantor jam
07.00 dan harus sampai rumah jam 18.00, sementara dua anakku
aku tinggalkan. Mungkin aku kerja tidak maksimal," ujar Dini.
Bagi Dini, sebagai remote worker, dia masih bisa melakukan
aktivitas kesehariannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Hal
seperti ini pun ternyata terjadi pada ibu-ibu rumah tangga di
Jepang.


Menurut Dini, ketika dia duduk di bangku SMA ketika ada di
USA, dirinya sering membaca artikel tentang fenomena yang
terjadi pada ibu-ibu rumah tangga di Jepang yang melakukan sistem
pengauditan, atau pekerjaan apa saja yang dilakukan secara
remote. Saat ini pun, ketika dia menjadi ibu rumah tangga, dia
juga melakukan aktivitas yang serupa. "Seandainya saja ibu-
ibu rumah tangga Indonesia banyak yang melakukan aktivitas
seperti ini, di samping menjadikan dirinya mandiri, juga bisa
memberikan devisa pada negara," kata Dini dengan mengimbau
agar perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia memperbanyak
porsi untuk remote worker, khususnya untuk "pasar" ibu-ibu rumah
tangga.


Dalam pandangan Dini, kemampuan orang Indonesia dalam
menerapkan berbagai aplikasi yang bisa laku di dunia luar memang
tidak bisa dianggap enteng lagi. Bahkan menurut Dini, orang
seperti bosnya adalah orang yang punya kemampuan seperti halnya
Gunardi. "Gunardi sebenarnya bisa seperti bosku. Ordernya
banyak, lantas dia pekerjakan kepada orang lain secara remote,"
kata Dini.


Hanya, model kerja remote yang sistem proyeknya berdasarkan
pesanan dan mengandalkan internet, tidak selamanya mudah dan
enak. Kondisi infrastruktur, baik komputernya maupun
infrastruktur line untuk koneksi ke internet, menjadi
faktor pendukung terhadap kinerja, termasuk harus menyesuaikan
dengan deadline yang ditentukan oleh pihak klien. Di sisi lain,
sebagai pekerjaan tidak tetap, dengan mengandalkan pada proyek
yang ada, kadang perhitungan pendapatannya pun tidak tetap
pula. Akibatnya, kebanyakan remote worker yang dihubungi Warta
Ekonomi maupun berdasarkan pengakuan dari Dini sebagai
organisator remote worker, tidak ada yang menjadikan remote
worker ini sebagai pekerjaan tetap. "Sebagian besar dari mereka
masih berstatus mahasiswa," ujar Dini.


Offline


Pengalaman Dini, Gunardi, Sam dan beberapa remote worker
di atas, sekali lagi memberikan gambaran kepada kita, juga
kepada dunia bahwa dengan teknologi informasi, baik sebagai
sarana untuk bekerja maupun objek dari pekerjaannya itu sendiri,
membuktikan bahwa SDM kita bisa menembus dunia luar secara
remote. Bagaimana dengan liku-liku SDM TI kita yang bekerja
secara offline di luar negeri seperti halnya Shinta dan
beberapa rekannya yang lain?


Beberapa TKI TI yang dihubungi oleh Warta Ekonomi cukup
beragam dalam memberikan komentarnya. Beberapa di antara
mereka prosesnya hampir sama dengan para remote worker. Dari
sebatas iseng mencari pekerjaan melalui internet dan melakukan
proses seleksi secara maya pula, akhirnya mereka mendapatkan
pekerjaan tetap di belahan dunia lain secara offline. Perbedaan
keduanya hanya ada atau tidaknya fisik mereka, walau secara
riil pekerjaan atau otak mereka mampu menembus dunia global.



Lihat saja pengalaman Muhammad Lutfi. Setelah bekerja di
berbagai perusahaan bonafide di Indonesia, pria alumnus ITB ini
mencoba hunting job lewat internet. Setelah menemukan pekerjaan
yang pas dengan yang dia inginkan, Lutfi, begitu ia akrab
disapa, mendapat panggilan ke Pataluna, AS untuk melakukan
interviu. Hasilnya pun tidak mengecewakan.


Melamar melalui internet, ternyata juga dialami oleh Mohamad
Daniar sekitar tahun 1998 hingga 1999 yang kemudian menjadikan
dirinya sebagai software development engineer di Alcatel, USA.
Belum puas dengan pekerjaan tersebut, Daniar pun berpindah ke dua
perusahaan lainnya, Telequent Communication Corp dan Aspect
Communication hingga saat ini. Posisinya pun berubah
menjadi senior software development engineer. "Di dua perusahaan
terakhir saya dapatkan melalui headhunters," ujarnya melalui e-
mail kepada Warta Ekonomi.


Bagi Daniar, alasan pindah kerja ternyata bukan disebabkan
oleh pendapatan. Daniar mengaku dirinya ingin menguji
kualifikasi, mencari ilmu dan pengalaman.


Namun, kalau melihat riwayat kerjanya, tampaknya yang
dicari Daniar adalah sistem gaji. Bagaimana tidak, sewaktu dia
bekerja di sebuah perusahaan di Bandung tahun 1998 sebagai
software developer, nilai gajinya hanya Rp1 juta/bulan dengan
pengalaman kerja dua tahun. Saat ini, dengan pengalaman
kerja lima tahun, Daniar mendapatkan gaji US$60-80 ribu per
tahun (belum dipotong pajak). "Di samping itu, saya masih ada
kesempatan belajar dan mendapatkan beasiswa seperti yang saya
alami untuk program S2 ketika bekerja di Alcatel. Saya juga
dapatkan stock option serta tunjangan yang lain," ujar Daniar.


Berbeda dengan Lutfi dan Daniar, Sinta Defita Sari dan Elfan
yang berasal dari satu almamater, dengan pengalaman yang
relatif minim, mampu menembus perusahaan multinasional yang
berkedudukan di Inggris tidak melalui sarana internet.
Menurut Sinta, selepas dari studinya pada Jurusan Teknik Elektro
Universitas Indonesia (UI) Februari tahun lalu, dirinya sempat
bekerja di sebuah bank asing selama tiga bulan dengan gaji
relatif tinggi untuk ukuran fresh graduate, yakni Rp3 juta per
bulan.


Mendengar informasi bahwa kampusnya membuka kesempatan
berkarier sebagai konsultan TI pada Schlumberger World Wide
Inggris, Sinta tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setelah
melalui tahapan tes yang begitu rumit, panjang, berbelit dan
lama, akhirnya Sinta lolos dan bisa bekerja di perusahaan
multinasional tersebut. Walau enggan menyebutkan berapa
pendapatannya di negeri aristokrat itu, Sinta menuturkan bahwa
gaji yang diterima jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji
sebelumnya. Belum lagi kalau dikurs ke rupiah. "Tapi biaya
hidup di sini lebih tinggi," ujarnya.


Selaku TKI perempuan yang berasal dari Indonesia, Sinta
mengaku kinerjanya tidaklah mengecewakan pihak perusahaan. "Ini
ditandai dengan hampir tidak ada complain dari perusahaan
kepada saya," ujarnya. Sebagai satu dari dua "wakil" Indonesia
di perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 60.000 pekerja
dari 145 negara, Sinta pun merasa mampu bekerja sama dengan tim
yang berasal dari berbagai negara seperti Thailand, AS,
Perancis, Maroko, Malaysia, India, Portugal, dan Kolombia.


"Saya punya skill tertentu dan mereka juga. Jadilah kami
satu tim," ujarnya ketika ditanya soal kompetisinya dengan
"wakil" dari negara lainnya. Di mata Elfan, sebagai pekerjaan
pertama yang dia alami setelah menyelesaikan studi, pekerjaan di
Inggris ini cukup memberikan kepuasan bagi manajernya. "Minimal
tidak ada tanggapan negatif dari atasan. Sementara untuk
kerja tim, hampir selalu bisa melebihi target," ujarnya.


Satu hal yang menjadikan Sinta merasa enjoy dengan
pekerjaannya, walau sering mengalami homesick, adalah budaya
kerja yang tercipta di lingkungan perusahaannya. Salah satunya
adalah budaya kerja yang menuntut tenaga kerja di sana
menjadi hard worker, kreatif dan independen. Reward-nya pun
jelas. "Bos kami benar-benar memberikan apresiasi ketika kita
melakukan sesuatu yang lebih. Setiap kuartal ada penghargaan
berupa hadiah dan uang bagi pekerja keras yang direkomendasikan
oleh para manajernya. Hukumannya pun tak kalah hebatnya, walau
sebatas teguran, tetapi bikin saya pusing dan tidak enak badan
seharian," kata Sinta.


Pendukung


....





SALIM SHAHAB, D. RUSDIANTO ERAWAN, FERRYANDI RAHADYAN, AHMAD
ADHITO HATANTO DAN SLAMET SUPRIYADI




back to main page



Liputan Utama - Empat Putra Penerus Bisnis
Liputan Utama - Pil Pahit di Usia Uzur
Liputan Utama - Terbiasa dengan Big Ball Game
Liputan Utama - Bugar Fisiknya, tidak Bicaranya
Liputan Utama - Wajah Ganda Eka Tjipta
Liputan Utama - "Semua Kreditur harus Duduk Bersama"
Ekonomi Umum - Terbang tanpa Parasut
New Economy - "Kami adalah yang Pertama"
New Economy - Supaya CRM Lebih Membumi
New Economy - Beradu Strategi, Berebut Pasar
New Economy - Dari Warung Sampai Amazon.Com
New Economy - Saatnya untuk Berubah
New Economy - Penyedia Reservasi Maya pun Berbenah
New Economy - Tren e-Travel di Indonesia dan Pengalaman Travoo
Komentar Ekonomi - Larangan Diskriminasi
Prokon - Kenaikan PKB: Demi APBD atau Kepentingan Birokrat?
Sorotan - IMF
Entrepreneur - Saya Ingin Menjadi Bill Gates Indonesia
Kolom - Tren e-Travel di Indonesia dan Pengalaman Travoo
e-Commerce - Bersiap Memangsa Pasar PC
e-Commerce - Perubahan Model Distribusi
Profil - "Ular jangan Lepas dari Kandang"
e-Company - Dari Bandung (Ingin) Menembus Dunia



New Economy - Memilih ASP di Indonesia (21 Mei 2001)

e-Commerce - Membuat Web Server Sendiri (21 Mei 2001)

Liputan Utama - Menggandeng Orang-orang Kaya Berbisnis (21 Mei 2001)

Ekonomi Umum - Dulu Lawan, Sekarang Kawan (21 Mei 2001)

New Economy - "Perusahaan Besar juga Tertarik" (21 Mei 2001)

New Economy - "Nilai Transaksi Naik 150%" (21 Mei 2001)


New Economy - Transaksi yang Perlu Hati-hati (21 Mei 2001)

New Economy - Kepuasan Diperoleh dengan Cara Membeli (21 Mei 2001)

New Economy - Ketika Menyewa Lebih Murah (21 Mei 2001)

New Economy - Tambahan Distribution Channel (21 Mei 2001)

Kolom - Memilih ASP di Indonesia (21 Mei 2001)

New Economy - "Sebagian Besar masih Konvensional!" (21 Mei 2001)


e-Commerce - Resep Jitu Memilah Foto (21 Mei 2001)

Komentar Ekonomi - Mendekati Global Optimum (21 Mei 2001)

Kolom - Mencari Peluang di Balik Inpres Telematika (21 Mei 2001)

Inovasi - Sayap-sayap Diri Sejati (21 Mei 2001)

Entrepreneur - Saya Ingin Kopitime Menjadi Yahoo! Indonesia (21 Mei 2001)

Profil - Kesempatan tak Datang Dua Kali (21 Mei 2001)


Sorotan - Pemerintah & RUU Penyiaran (21 Mei 2001)

Prokon - Independensi BI: Bebas dari Orang Parpol? (21 Mei 2001)

e-Company - Membuka Pintu-pintu New Economy (21 Mei 2001)

Liputan Utama - "Tujuannya untuk Memperbesar Tabungan" (14 Mei 2001)

Ekonomi Umum - "Mereka Membayar Agen...." (14 Mei 2001)

Ekonomi Umum - Dari Kartel ke Kartel (14 Mei 2001)


Kolom - Hukum Telematika atau Hukum Telekomunikasi? (14 Mei 2001)

Liputan Utama - Upaya Bertahan Setiap Detik (14 Mei 2001)

Liputan Utama - "Kita Harus Bisa Menjual!" (14 Mei 2001)

Liputan Utama - "Kita Harus Bisa Menjual" (14 Mei 2001)

Liputan Utama - Orang Asing Dibidik, Keruntuhan pun Ditepis (14 Mei 2001)

Liputan Utama - Kami Bertahan di Bidang Hiburan (14 Mei 2001)


Prokon - Bank-bank Sakit: Haruskah Mereka Kawin? (14 Mei 2001)

Ekonomi Umum - Kasih Tempo buat Koran Tempo (14 Mei 2001)

Liputan Utama - Online Hanyalah Tools Penunjang (14 Mei 2001)

e-Commerce - P2P: Maraknya Tukar-menukar Lewat Komputer (14 Mei 2001)

Liputan Utama - Skenario Besar di Balik Goyangnya Detik.com (14 Mei 2001)

e-Commerce - Perlakuan Pajak dalam e-Commerce (14 Mei 2001)


New Economy - "Kami Masuk TI atas Desakan Klien" (14 Mei 2001)

e-Company - Setelah Jaringan Data Dikuasai, Aplikasi Mulai Dijajaki (14 Mei 2001)

Entrepreneur - Laris dengan Strategi Untung Tipis (14 Mei 2001)

Sorotan - Hari Buruh dan Gebrakan Nike (14 Mei 2001)

Komentar Ekonomi - Lembah Silikon (14 Mei 2001)

New Economy - Dan Bisnis Konsultan TI pun kian Ramai (14 Mei 2001)


New Economy - Pasar yang tidak akan Habis (14 Mei 2001)

New Economy - "Kami tidak Memulai dari Nol" (14 Mei 2001)

Prokon - Negosiasi Gagal: Bisakah PLN Tutup Kontrak Listrik Swasta? (7 Mei 2001)

Ekonomi Umum - Hero Menantang Carrefour (7 Mei 2001)

Liputan Utama - "Saya Mengelola Remote Worker" (7 Mei 2001)

Liputan Utama - Yang Asing yang Dibayar Mahal (7 Mei 2001)


Liputan Utama - Bergaji Besar di Negeri Orang (7 Mei 2001)

Liputan Utama - Komentar Mas Wigrantoro, mantan TKI TI di AS (7 Mei 2001)

Ekonomi Umum - "Jangan Ulangi Kesalahan Lama" (7 Mei 2001)

Ekonomi Umum - "Jangan Ulangi Kesalahan Lama" (7 Mei 2001)

Ekonomi Umum - "Target Kami bukan Nilai Tukar" (7 Mei 2001)

Ekonomi Umum - Simalakama Kebijakan Uang Ketat (7 Mei 2001)


Liputan Utama - Fenomena Brain Drain atau Brain Reserve? (7 Mei 2001)

e-Commerce - Roaming bukan lagi Hantu (7 Mei 2001)

New Economy - "Samsung Ingin Menggeser Ericsson dan Motorola" (7 Mei 2001)

New Economy - Ada yang Naik, Ada yang Turun (7 Mei 2001)

Kolom - Fenomena Brain Drain atau Brain Reserve? (7 Mei 2001)

e-Commerce - Alternatif Berkarier di Dunia TI (7 Mei 2001)


Komentar Ekonomi - Stabilisasi Rupiah (7 Mei 2001)

Sorotan - Mengubah Impian Menjadi Profit (7 Mei 2001)

e-Company - Melaju dengan Strategi Kolaborasi (7 Mei 2001)

Kolom - Mencari Format yang Ideal (7 Mei 2001)

New Economy - "Samsung Ingin Menggeser Ericsson dan Motorola" (7 Mei 2001)

New Economy - B2B di Simpang Jalan (30 April 2001)


New Economy - Kantor Maya bagi Eksekutif Nyata (30 April 2001)

New Economy - Ketika Era 9 to 5 Dianggap Usang (30 April 2001)

Liputan Utama - Mengejar Konsumen ke Negaranya (30 April 2001)

Liputan Utama - Ke Luar Negeri Mengail Investasi (30 April 2001)

Liputan Utama - Cara Gerilya Produsen Procold (30 April 2001)

Liputan Utama - Sampoerna tak pernah Basa-basi (30 April 2001)


Liputan Utama - "Untuk Apa Kabur dari Sini kecuali Diusir?" (30 April 2001)

New Economy - "B2B Kami Lebih Kencang Lajunya" (30 April 2001)

Liputan Utama - "Saya tidak Takut Bersaing" (30 April 2001)

Liputan Utama - Ekspansi Surut semenjak Krisis (30 April 2001)

Kolom - Amankan Masa Depan Anda (30 April 2001)

New Economy - Cari Siasat atau Mati (30 April 2001)


New Economy - Model Bisnis Portal e-Commerce B2B (30 April 2001)

e-Company - Mengubah Fokus untuk Arungi New Economy (30 April 2001)

e-Commerce - Mari Menulis di Layar (30 April 2001)

e-Commerce - Pengakuan Penghasilan (30 April 2001)

Sorotan - Pasar Tradisional vs Modern (30 April 2001)

Prokon - Tepatkah TMP untuk Perkuat Rupiah? (30 April 2001)


Komentar Ekonomi - E-Learning bukan Alternatif (30 April 2001)

New Economy - Mengelak dari Suratan Nasib (30 April 2001)

e-Karir - Sebelumnya Saya tidak Pernah Berpikir akan Sampai di Puncak (30 April 2001)

Prokon - Perlukah Exxon Diambil Alih? (23 April 2001)

Liputan Utama - Apa itu SMS? (23 April 2001)

Ekonomi Umum - "Lempar Handuk" sebelum Akhir Tahun (23 April 2001)


Ekonomi Umum - "Bank Swasta Rendah CAR-nya" (23 April 2001)

Liputan Utama - Revolusi Bisnis Komunikasi Singkat dan Murah (23 April 2001)

Liputan Utama - Serupa namun tak Identik (23 April 2001)

Liputan Utama - Si Kecil Berupaya Meraih Umat (23 April 2001)

Liputan Utama - Mencoba Bertahan dengan Inovasi (23 April 2001)

Liputan Utama - "Kami Harus Ikuti Kemauan Pasar" (23 April 2001)


Ekonomi Umum - Ada yang Panik karena Kurs (23 April 2001)

Liputan Utama - "Bisa Jadi Bagus, Bisa juga tidak" (23 April 2001)

e-Commerce - Belajar Internet Melalui Istilah Internet (23 April 2001)

Ekonomi Umum - Bertukar Peran, Permana pun Ditukar? (23 April 2001)

Kolom - SMS Membangun Industri m-Commerce Indonesia (23 April 2001)

Inovasi - Bulan dalam Baskom (23 April 2001)


Entrepreneur - "Saya pernah Membuat Jembatan Sepanjang Tiga Ratus Meter" (23 April 2001)

e-Company - Kembali ke Bisnis Inti demi Meraih Untung (23 April 2001)

Sorotan - Lebih Dekat (23 April 2001)

Ekonomi Umum - "Semata untuk Penghematan" (23 April 2001)

Komentar Ekonomi - Badai Sempurna (23 April 2001)

e-Commerce - Benda (Detail) Mati pun Menjadi Bayangan Hidup (23 April 2001)


Ekonomi Umum - Cobaan Bertubi di Bulan April (16 April 2001)

New Economy - Co.id Terlalu Sulit Prosesnya! (16 April 2001)

Liputan Utama - "Telkom Bisa Menjadi yang Terkuat di Bisnis VoIP" (16 April 2001)

Liputan Utama - Murah Pulsanya, Murah pula Kualitas Suaranya (16 April 2001)

Liputan Utama - Bisa Murah tetapi Ada Masalah (16 April 2001)

Liputan Utama - ...Ramalan Masa Depan Perusahaan Telekomunikasi (16 April 2001)


Liputan Utama - Kian Murah dan Meriah tetapi juga Membuat Gerah (16 April 2001)

Ekonomi Umum - "Dalam Waktu Dekat akan Dievaluasi" (16 April 2001)

Ekonomi Umum - Persoalan Harga, Wewenang Perusahaan (16 April 2001)

Liputan Utama - "Punya Kita seperti Pesawat F-16" (16 April 2001)

e-Company - Kalau Sun Ingin Mendotcomkan Dunia (16 April 2001)

Ekonomi Umum - Galau Menjelang Tenggat (16 April 2001)


Profil - Pengabdi Setia di Roche (16 April 2001)

New Economy - Ketika Nama Jadi Bisnis Spekulasi (16 April 2001)

e-Karir - Saya masih Memiliki Banyak Impian (16 April 2001)

e-Commerce - Pemasaran Melalui Internet (16 April 2001)

Sorotan - Milton Friedman Menolak Pajak (16 April 2001)

Prokon - Haruskah Tarif Pulsa Telepon Naik? (16 April 2001)


Komentar Ekonomi - Pengawasan Harga (16 April 2001)

New Economy - Karena Nama sangat Berharga (16 April 2001)

e-Commerce - Gunakan Telunjuk Anda untuk Menggantikan Mouse (16 April 2001)

Liputan Utama - Coca-Cola Wujudkan Impian (9 April 2001)

New Economy - "Dari Luar Negeri juga Kami Layani" (9 April 2001)

New Economy - Pilih PDA atau Ponsel? (9 April 2001)


Liputan Utama - "Minat itu Dilihat dari Approval" (9 April 2001)

New Economy - Tukang Obat Maya dan Pasien Nyata (9 April 2001)

New Economy - Resep pun Bisa Online (9 April 2001)

Ekonomi Umum - Bujet Nasional dalam Bahaya (9 April 2001)

Ekonomi Umum - "APBN Terganggu kalau Kami tak Capai Target" (9 April 2001)

Liputan Utama - Untung Ada Prinsipal (9 April 2001)


Liputan Utama - "Mereka ingin Memperkuat Distribusi" (9 April 2001)

New Economy - Lebih Istimewa tapi Kalah Bersaing (9 April 2001)

New Economy - Ketika Kemewahan Jadi Lumrah (9 April 2001)

Liputan Utama - Asing Tertarik Barang Murah (9 April 2001)

Inovasi - Wajah di Balik Wajah (9 April 2001)

New Economy - Berlomba Menuai Pelanggan (9 April 2001)


New Economy - "Waiting List sampai Tiga Bulan" (9 April 2001)

e-Karir - Semua Saya Lakukan karena Punya Ambisi (9 April 2001)

Kolom - Telepon Selular: Konsolidasi dan Transisi (9 April 2001)

Inovasi - Wajah di Balik Wajah (9 April 2001)

Sorotan - Pusat Informasi Daerah (9 April 2001)

Prokon - Kenaikan HJE Rokok: Terlalu Besar atau terlalu Kecil (9 April 2001)


Komentar Ekonomi - Lompatan ke Depan (9 April 2001)

Entrepreneur - Semua Saya Lakukan karena Punya Ambisi (9 April 2001)

e-Commerce - Runtuhnya Model Usaha B2C (9 April 2001)

e-Company - Penyaji Data Seketika untuk Keputusan Seketika (9 April 2001)

e-Commerce - Tak Sekadar Buku Telepon Konvensional (9 April 2001)

Sorotan - Pusat Informasi Daerah (9 April 2001)


Liputan Utama - "Punya Saya Kecil tetapi Dalam" (2 April 2001)

Ekonomi Umum - Menertibkan Raksasa-raksasa Nonprofit (2 April 2001)

Ekonomi Umum - "Kami Tidak Seperti yang Lain" (2 April 2001)

Ekonomi Umum - Perkuat Sinergi demi Menguasai Pasar (2 April 2001)

Liputan Utama - Adu Cepat Kuasai Bisnis Warnet (2 April 2001)

Liputan Utama - Persaingan Bisnis Warnet (2 April 2001)


Liputan Utama - Pemerintah pun Ikut Turun Tangan (2 April 2001)

Liputan Utama - "Internet Center Berikan Keuntungan Lebih" (2 April 2001)

Liputan Utama - "Selama masih Melihat Langit" (2 April 2001)

Komentar Ekonomi - Uniformitas yang Menciptakan Perbedaan (2 April 2001)

Liputan Utama - Mekar di Warung-warung (2 April 2001)

Profil - Telanjur Jadi "Dokter Farmasi" (2 April 2001)


New Economy - "Sebaiknya Di-rebuilt Dulu" (2 April 2001)

New Economy - PC Bekas Dibuang Sayang (2 April 2001)

e-Commerce - Merevolusi Total Kinerja Printer (2 April 2001)

e-Karir - Meraup Untung dari Bisnis Kemasan (2 April 2001)

e-Karir - Mengantarkan Telkom ke Dunia E-Commerce (2 April 2001)

Kolom - Revolusi Stephen King dan Nabi Musa (2 April 2001)


e-Company - Jika Samsung Jadi Sponsor Digital Era (2 April 2001)

Sorotan - Lahan (New) Economy yang Dijanjikan (2 April 2001)

Prokon - Menimbang Efektivitas DPR Ikut Mengawasi BPPN (2 April 2001)

e-Commerce - Pemilihan Produk (2 April 2001)

Liputan Utama - Menangkap "Kepala" Menangguk Dolar (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Jasa Penghibur Sungguh Menggiurkan (26 Maret 2001)


Liputan Utama - "Mereka Kelompok Terpandang" (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Nonlitigasi Lebih Tajir (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Hidup Mapan dengan Kerja Sambilan (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Rezeki Melimpah dari Restrukturisasi (26 Maret 2001)

Liputan Utama - "Kami Menjadikan Perusahaan Benar-benar Sehat" (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Tidak Ingin Merentalkan Hidup (26 Maret 2001)


Liputan Utama - Masih Terima 10 Telur Ayam (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Berkompetisi secara Global (26 Maret 2001)

Liputan Utama - Inilah Profesi-profesi Pencetak Dolar (26 Maret 2001)

Liputan Utama - "Programmer paling Besar Bayarannya" (26 Maret 2001)

e-Commerce - Membuat Infrastruktur Internet Sendiri (26 Maret 2001)

Liputan Utama - MLM Bikin Makin Peduli Sesama (26 Maret 2001)


e-Karir - Ingin Membentuk Entrepreneur TI yang Tangguh (26 Maret 2001)

Kolom - Banderol Profesi di Era New Economy (26 Maret 2001)

Inovasi - Sampah di Sana, Pupuk di Sini (26 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Berniaga di Pengadilan Niaga (26 Maret 2001)

Sorotan - Waspadalah (26 Maret 2001)

Prokon - Kok Baru Sekarang Meminta BUMN Melepas Dolarnya? (26 Maret 2001)


Komentar Ekonomi - Liberalisasi untuk Siapa? (26 Maret 2001)

New Economy - Menjaga Wilayah Rahasia (26 Maret 2001)

New Economy - Konsumen Tetap Ingin Nyaman (26 Maret 2001)

New Economy - Maka e-Mail pun Di-outsourcing (26 Maret 2001)

New Economy - Yang Gratis, yang Diminati (26 Maret 2001)

e-Commerce - Tak Perlu lagi Melirik Stop Kontak (26 Maret 2001)


Liputan Utama - "Penemu Teknologi tidak Perlu Dimusuhi" (19 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Perumisasi jangan Jadi Banci (19 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Harga Dasar Gabah Menghadang Bulog (19 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Terpental lantaran Cekaknya Modal (19 Maret 2001)

Ekonomi Umum - "Bulog Jadi Perum akan Lebih Dinamis" (19 Maret 2001)

Ekonomi Umum - "Kenaikan MKBD untuk Rasionalisasi" (19 Maret 2001)


Liputan Utama - Selamat Datang Era Baru Industri Musik (19 Maret 2001)

Liputan Utama - "Napster adalah Ancaman" (19 Maret 2001)

Liputan Utama - "Yang Penting Ada Proteksi" (19 Maret 2001)

Liputan Utama - "Pencipta Lagu Bisa Jadi Pelayan Restoran" (19 Maret 2001)

Liputan Utama - Budaya Antre akan Lenyap (19 Maret 2001)

New Economy - Saling Sodok Merebut Pasar (19 Maret 2001)


New Economy - Di Mana saja, Kapan saja dan Siapa saja .... (19 Maret 2001)

Liputan Utama - Buku Elektronik, Buku Masa Depan (19 Maret 2001)

Entrepreneur - Berambisi Menjadi Walt Disney-nya Indonesia (19 Maret 2001)

Entrepreneur - Ingin Membentuk Entrepreneur TI yang Tangguh (19 Maret 2001)

New Economy - Bermula dari Jakarta, Meluas ke Daerah (19 Maret 2001)

e-Commerce - Dulu Lewat Bawah Tanah, Kini Melayang di Udara (19 Maret 2001)


New Economy - Memperebutkan "Gadis" Melalui Pameran (19 Maret 2001)

e-Karir - Saya Bekas Pendaki Gunung (19 Maret 2001)

Kolom - Lindungi Hak Privasi Anda (19 Maret 2001)

Sorotan - Obat (19 Maret 2001)

Prokon - Bagaimana Sebaiknya Menyikapi NDF? (19 Maret 2001)

Komentar Ekonomi - Dilema Inovator (19 Maret 2001)


New Economy - "Memulai m-Commerce Lewat SMS" (19 Maret 2001)

Kolom - Otonomi dan Pemulihan Ekonomi (19 Maret 2001)

e-Commerce - Belanja Online (19 Maret 2001)

Liputan Utama - "Kami akan Bermain di Multimedia!" (12 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Pemain Asing Merajai (12 Maret 2001)

Ekonomi Umum - "Sekarang sedang Bangkit" (12 Maret 2001)


Ekonomi Umum - Mendulang Utang di Gelora Senayan (12 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Instrumen ini Mengandalkan Kepercayaan (12 Maret 2001)

Liputan Utama - Titik-titik Persaingan Telkom versus Indosat (12 Maret 2001)

Liputan Utama - Tukar-menukar Senjata demi Sebuah Duel (12 Maret 2001)

New Economy - Melirik Bisnis Sekolah Dunia Maya (12 Maret 2001)

e-Company - Ketika Kamar Mandi Pindah ke Kamar Tidur (12 Maret 2001)


Liputan Utama - Akan Menerapkan GSM 1800 Tahun ini (12 Maret 2001)

Sorotan - RUU Penyiaran (12 Maret 2001)

New Economy - Mengantarkan Suara hingga ke Ujung Bumi (12 Maret 2001)

e-Karir - Saya Pernah Menjadi Penangkap Cacing (12 Maret 2001)

Entrepreneur - Mencari Fulus dari Limbah Beracun (12 Maret 2001)

Inovasi - Bunga Hidup tanpa Kata-kata (12 Maret 2001)


e-Commerce - Mengapa Harus Membajak? (12 Maret 2001)

Komentar Ekonomi - Anomali AFTA (12 Maret 2001)

Prokon - Betulkah Membudidayakan Kapas Transgenik Menguntungkan? (12 Maret 2001)

e-Commerce - Merias Tampilan Warna Ponsel WAP (12 Maret 2001)

New Economy - Dari Kristal Menuju Komputer (12 Maret 2001)

New Economy - Dari Bemo Menjadi Ferrari (5 Maret 2001)


New Economy - "Dulu Semuanya Tergantung Honor!" (5 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Semoga bukan cuma Ganti Baju (5 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Membendung Keluarnya Surat Utang Daerah (5 Maret 2001)

Liputan Utama - Bertahan Hidup di Sarang Penyamun Internet (5 Maret 2001)

Liputan Utama - Strategi Mengatasi Cybercrime (5 Maret 2001)

Liputan Utama - Dan Hukum pun tak Berdaya (5 Maret 2001)


New Economy - Menuju Bandung Lautan TI (5 Maret 2001)

Liputan Utama - Si Kecil yang Menyebalkan (5 Maret 2001)

Liputan Utama - Bisa Menolong, Bisa juga Mencelakakan (5 Maret 2001)

e-Commerce - Literatur Linux (5 Maret 2001)

New Economy - Dari Lokal Menuju Global (5 Maret 2001)

Komentar Ekonomi - Ekonomi Baru dan Low-trust Society (5 Maret 2001)


Entrepreneur - Filsuf di Puncak Air Mancur (5 Maret 2001)

e-Karir - "Saya Pernah Divonis Mati" (5 Maret 2001)

Kolom - Otak Encer Lokal Berorientasi Global (5 Maret 2001)

e-Company - Karena IT Minded Sang Pendiri (5 Maret 2001)

Entrepreneur - Si Unyil yang Enak Dikunyah (5 Maret 2001)

Sorotan - Menjual BUMN = Membuang Beban (5 Maret 2001)


Prokon - Jika Bankir Dilarang Punya Hubungan Darah dengan Pemilik (5 Maret 2001)

Profil - Filsuf di Puncak Air Mancur (5 Maret 2001)

Ekonomi Umum - Berebut Kue BEJ (26 Februari 2001)

New Economy - Kini Pusatnya pada Manusia (26 Februari 2001)

New Economy - Pengadilan yang Merenggut "Surga Musik" (26 Februari 2001)

New Economy - Jika Bursa Kehilangan Lantai (26 Februari 2001)


New Economy - Dari Remote Trading ke Online Trading (26 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Menumpas Mafia Kuota (26 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Menumpas Mafia Kuota (26 Februari 2001)

Ekonomi Umum - "Beri Sanksi bagi Setiap Pelanggar" (26 Februari 2001)

Liputan Utama - "Kita Tetap Menganut Rezim Devisa Bebas" (26 Februari 2001)

New Economy - MP3 dan Napster: Simalakama bagi Industri Rekaman (26 Februari 2001)


Liputan Utama - Kandang Rupiah belum Kukuh (26 Februari 2001)

e-Commerce - Menyulap Bahasa Asing Menjadi Bahasa Kita (26 Februari 2001)

Liputan Utama - Negara Jiran Mendikte Pasar (26 Februari 2001)

e-Commerce - E-Commerce Indonesia pada 2010 (26 Februari 2001)

Kolom - Dari Remote Trading ke Online Trading (26 Februari 2001)

Kolom - E-Government dan Otonomi Daerah (26 Februari 2001)


e-Company - Berdamai dengan New Economy (26 Februari 2001)

Inovasi - "Dan", Sebuah Spirit Membahagiakan (26 Februari 2001)

Entrepreneur - Mengangkat Isu Gender lewat Statistik (26 Februari 2001)

e-Karir - Si Rocky yang Tersesat (26 Februari 2001)

Sorotan - i-Mobile Mamiko (26 Februari 2001)

Prokon - Ayam Impor dari AS Murah tapi tanpa Dada (26 Februari 2001)


Entrepreneur - Jins Rahmat Hadir di Setiap Pojok Kampus (26 Februari 2001)

Komentar Ekonomi - Kompetisi & Kolaborasi Sama Kuat (26 Februari 2001)

Liputan Utama - Habis Tahun Telematika, Terbitlah Genetika (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Berharap dari Kotak Ajaib Kedua (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Jadi Lambat karena Pajak (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Persaingan akan Ramai (19 Februari 2001)


Liputan Utama - Kotak yang memang Top! (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Selamat Datang TV Digital, TV Interaktif (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Internet dari Atas Langit (19 Februari 2001)

Liputan Utama - Prospek Baik karena Penetrasi TV Bagus (19 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Setelah Indosiar Benar-benar "Untuk Anda" (19 Februari 2001)

New Economy - Faktor Budaya sebagai Kendala Utama (19 Februari 2001)


Liputan Utama - "Bill Gates pun mungkin Terlibat" (19 Februari 2001)

e-Commerce - Polemik 2,4 gHz (19 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Bagi-bagi Harta Sinar Mas (19 Februari 2001)

e-Commerce - Selamat Datang Kamus Ajaib (19 Februari 2001)

Entrepreneur - Menciptakan Orang Kaya supaya Lebih Kaya (lagi) (19 Februari 2001)

Entrepreneur - Ingin Hadir di Seluruh Provinsi (19 Februari 2001)


Entrepreneur - Anak Emas yang Pernah Disingkirkan (19 Februari 2001)

Prokon - T-bill: Menarikkah bagi Investor? (19 Februari 2001)

Komentar Ekonomi - Spekulasi (19 Februari 2001)

New Economy - Ramai-ramai Berebut Proyek Software Terpadu (19 Februari 2001)

New Economy - ERP: Solusi untuk Efisiensi (19 Februari 2001)

Sorotan - Public Opinion (19 Februari 2001)


Liputan Utama - Orang Bijak (tak) Bayar Pajak Ganda (12 Februari 2001)

New Economy - Bermain di Bisnis Permainan (12 Februari 2001)

New Economy - Sebuah Ruang untuk Bermain (12 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Bursa Sepi, Sekuritas Pilih Dagang Kursi (12 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Antrean Penyewa makin Panjang (12 Februari 2001)

Liputan Utama - Reformasi Perpajakan masih Butuh Reformasi (12 Februari 2001)


Liputan Utama - Kejarlah Pajak sampai ke Dapur (12 Februari 2001)

Liputan Utama - Baru Siuman Sudah Ditonjok lagi (12 Februari 2001)

Liputan Utama - Konsumen lagi (yang) Menangis (12 Februari 2001)

New Economy - Kian Menawan Desainnya kian Rumit Merancangnya (12 Februari 2001)

Liputan Utama - Produsen Elektronik belum Puas (12 Februari 2001)

e-Commerce - Selamat Datang Kamus Ajaib (12 Februari 2001)


Liputan Utama - Direm Saat Baru Melaju Kencang (12 Februari 2001)

e-Commerce - Broadcast Radio dan TV di Internet (12 Februari 2001)

e-Company - Menciptakan Software yang Simple tapi Efektif (12 Februari 2001)

e-Karir - Terkena Hipnotis Teknologi (12 Februari 2001)

Entrepreneur - Terkena Hipnotis Teknologi (12 Februari 2001)

Prokon - UU Pengampunan Pajak: Kebutuhan atau Kepentingan? (12 Februari 2001)


Komentar Ekonomi - Kepanikan Fiskal (12 Februari 2001)

New Economy - Ramai-ramai Menuai Efisiensi (12 Februari 2001)

New Economy - Belajar dari Perkawinan yang Ideal (12 Februari 2001)

Sorotan - Valentine (12 Februari 2001)

New Economy - Merias Wajah Dunia Maya (12 Februari 2001)

Liputan Utama - Saham Seharga Uang Parkir (05 Februari 2001)


New Economy - Satu Tujuan, Beda-beda Alasan (05 Februari 2001)

New Economy - Beranjak Meninggalkan Tahap Slogan (05 Februari 2001)

New Economy - Pasukan Ber-NIP Itu Mulai Berubah (05 Februari 2001)

New Economy - Rezeki di Lahan Birokrasi (05 Februari 2001)

Ekonomi Umum - Kibasan Mocin di Tahun Ular (05 Februari 2001)

Liputan Utama - "Mereka Minta Kelonggaran Waktu" (05 Februari 2001)


New Economy - Ketika Musim "Melantai" Tiba (05 Februari 2001)

e-Commerce - Lagi Tentang VoIP (05 Februari 2001)

Liputan Utama - Kisah Megautang di Awal Abad (05 Februari 2001)

e-Karir - "Tiga Bulan Pertama Saya tak Mendapat Gaji" (05 Februari 2001)

New Economy - Papan Ajaib bagi yang masih Rugi (05 Februari 2001)

Liputan Utama - Musim Paceklik para Taipan (05 Februari 2001)


Inovasi - Membuat Diri Jadi Monyet (05 Februari 2001)

e-Company - Mencuri Start Dunia Maya (05 Februari 2001)

Entrepreneur - Termakan Cerita Tetangga (05 Februari 2001)

Sorotan - Pers Melewati Batas? (05 Februari 2001)

Prokon - Tim Sinkronisasi Fiskal: Perlu atau Tidak? (05 Februari 2001)

Komentar Ekonomi - Pangkas-Maya Birokrasi (05 Februari 2001)


e-Commerce - Segepok Nomor Jadi Satu (05 Februari 2001)

Kolom - Metromini dan Bisnis Dotcom (05 Februari 2001)

Liputan Utama - Menjerat Cardholder Nakal (29 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Makin Lincah dengan Waralaba (29 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Cara Gampang yang Berbahaya (29 Januari 2001)

Liputan Utama - Rimba Cyber masih saja tak Bertuan (29 Januari 2001)


Liputan Utama - Rakyat masih Membeli Haknya (29 Januari 2001)

Liputan Utama - Gelombang itu Milik Siapa? (29 Januari 2001)

Liputan Utama - Yang Murah masih Dimonopoli (29 Januari 2001)

Liputan Utama - Tanda Tangan juga Terimbas Revolusi (29 Januari 2001)

Liputan Utama - Peliknya Mengatur Dunia Cyber (29 Januari 2001)

New Economy - Bisnis Content WAP: Dilandasi Irama Optimisme (29 Januari 2001)


Liputan Utama - Jangan Batasi Kreativitas dan Perkembangan (29 Januari 2001)

e-Company - ASP i-Banking Pertama di Indonesia (29 Januari 2001)

Kolom - Mempertanyakan Kebijakan Telematika Indonesia (29 Januari 2001)

New Economy - Melaju Menuju Generasi Keempat (29 Januari 2001)

Inovasi - Chief Knowledge Officer (29 Januari 2001)

e-Commerce - Membangun Infrastruktur Sendiri (29 Januari 2001)


Entrepreneur - "Aku Ingin seperti David Beckham" (29 Januari 2001)

Entrepreneur - Orang Gombong Pengen Jadi Menteri (29 Januari 2001)

Sorotan - Hukum Rimba ala Simba (29 Januari 2001)

Prokon - Ekonomi Indonesia: Membaik atau Memburuk? (29 Januari 2001)

Komentar Ekonomi - C Minus (29 Januari 2001)

New Economy - Berlomba Menjemput Bisnis Masa Depan (29 Januari 2001)


Kolom - Cyberlaw harus Bermula dari Masyarakat (29 Januari 2001)

Liputan Utama - M-Web di Mata Pesaing Utama (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Pembagian Rezeki yang Meresahkan (22 Januari 2001)

Liputan Utama - Si Hitam Datang Menantang Bisnis TI Indonesia (22 Januari 2001)

Liputan Utama - Saingan Kami cuma Lippo (22 Januari 2001)

Liputan Utama - Menggandeng Mitra, Menembus Indonesia (22 Januari 2001)


Liputan Utama - Pemain Dunia yang tak Terdengar (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - David Memilih Bergabung dengan Goliath (22 Januari 2001)

Prokon - Efektifkah Membatasi Rupiah di Tangan Asing? (22 Januari 2001)

Komentar Ekonomi - Resesi (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Makin Tua makin Takut Bersaing (22 Januari 2001)

Komentar Ekonomi - Netralitas PNS (22 Januari 2001)


Kolom - Netralitas PNS (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Berharap Orang Gila Merek (22 Januari 2001)

Entrepreneur - "Semua Jabatan itu Memberi Kebanggaan dan Kesan" (22 Januari 2001)

New Economy - Surfing Lewat Jaringan Listrik (22 Januari 2001)

Sorotan - Carlos Goshn (22 Januari 2001)

e-Commerce - Menelepon Murah ke Luar Negeri (22 Januari 2001)


New Economy - Boom Bisnis Hilir Industri Internet (22 Januari 2001)

New Economy - The Show Must Go On... (22 Januari 2001)

New Economy - Yang Taktis di Belakang Warnet (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Mendulang Untung dari Barang Sisa (22 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Dari Plaza Senayan hingga Sogo Jongkok (22 Januari 2001)

e-Company - Raksasa yang Mengawinkan Old dan New Economy (22 Januari 2001)


Prokon - Pajak Tol: Kewajiban atau Pemajakan Ganda? (15 Januari 2001)

New Economy - Biometric - Badan Anda adalah Password (15 Januari 2001)

e-Commerce - Biometric - Badan Anda adalah Password (15 Januari 2001)

e-Commerce - ISO dan E-Commerce (15 Januari 2001)

Kolom - ISO dan E-Commerce (15 Januari 2001)

Kolom - NETCO atau SERVCO? (15 Januari 2001)


e-Karir - Semua Ini Berkat Kegemaran Saya Mengambil Risiko (15 Januari 2001)

Komentar Ekonomi - The Fed (15 Januari 2001)

Sorotan - Wawan (15 Januari 2001)

New Economy - "Bisnis Broadband bukan Bisnis Jual Makanan" (15 Januari 2001)

New Economy - Jika Three in One di Udara (15 Januari 2001)

Entrepreneur - "Aku Memilih Pekerjaan yang Kusenangi" (15 Januari 2001)


Liputan Utama - Mahabharata dari Amerika ke Burung Biru (15 Januari 2001)

New Economy - Paman Sam Berkata, "I Love Broadband" (15 Januari 2001)

Liputan Utama - Sejarah Bisnis Blue Bird (15 Januari 2001)

Liputan Utama - "Mintarsih Marah atas Surat Itu" (15 Januari 2001)

Liputan Utama - "Saya tidak Mau Damai" (15 Januari 2001)

Liputan Utama - "Berawal dari Konflik Pribadi" (15 Januari 2001)


Ekonomi Umum - Yang Kronis Biarlah Mati (15 Januari 2001)

New Economy - Eh, Ada Peluang di Balik Terpuruknya B2C (15 Januari 2001)

New Economy - Di Udara (pun) Jaya (15 Januari 2001)

New Economy - Saling Salip di Jalur Cepat Internet (15 Januari 2001)

Liputan Utama - Berebut Si Burung Biru (15 Januari 2001)

New Economy - Yang tak Nyata Menjadi begitu Berharga (8 Januari 2001)


e-Karir - "Aku Disuruh Melihat Situs Porno" (8 Januari 2001)

Komentar Ekonomi - Rasional? (8 Januari 2001)

Prokon - Untung Rugi Pertamina Jual BBM ke Industri dalam Dolar (8 Januari 2001)

Entrepreneur - "Bagi Saya, Prinsip Nomor Satu" (8 Januari 2001)

e-Company - Bertahan pada Cara Konservatif dan Menghindari Over Ambisius (8 Januari 2001)

Kolom - ISP, Harus Jadi Service Company (8 Januari 2001)


e-Commerce - Telepon Internet yang Legal (8 Januari 2001)

New Economy - Adu Cepat Membangun Customer Base (8 Januari 2001)

New Economy - Pelanggan tak Selebar Daun Kelor (8 Januari 2001)

Liputan Utama - Sumber Pertumbuhan dalam New Economy (8 Januari 2001)

New Economy - Marak sebagai Alternatif Penyelamatan (8 Januari 2001)

Liputan Utama - Siapa Bilang New Economy hanya Internet? (8 Januari 2001)


Liputan Utama - Mencari Rumusan New Economy (8 Januari 2001)

Inovasi - Melampaui Imajinasi (8 Januari 2001)

Liputan Utama - Benang Kusut di Hulu Industri (8 Januari 2001)

Ekonomi Umum - Perang Tarif di Udara (8 Januari 2001)

Liputan Utama - New Economy di Probolinggo (8 Januari 2001)

Liputan Utama - Siapa Jadi Goliath, Siapa yang Sekarat? (8 Januari 2001)


Liputan Utama - "Kami tidak akan Menjual Indosat" (8 Januari 2001)

Liputan Utama - Ada tetapi Seperti Apa? (8 Januari 2001)

Sorotan - Imagine (8 Januari 2001)

New Economy - Baru Tahap Membangun Komunitas (18 Desember 2000)

New Economy - Astaga, Astaga!Group akan Dijual! (18 Desember 2000)

New Economy - Mobile Web pun Menjelang (18 Desember 2000)


e-Commerce - Linux untuk Sistem Operasi (18 Desember 2000)

Kolom - Diary Akhir Tahun (18 Desember 2000)

Entrepreneur - Saya Memadukan Teknologi dan Seni (18 Desember 2000)

New Economy - Melelang Sampai ke Negeri Jiran (18 Desember 2000)

e-Company - Agar Si Gendut Tampak Langsing (18 Desember 2000)

Komentar Ekonomi - Ekonomi 2001 (18 Desember 2000)


Inovasi - IT: Inspiration Technology (18 Desember 2000)

Liputan Utama - "Kami tidak Tergantung pada Soros" (18 Desember 2000)

Sorotan - Desakralisasi Kekuasaan (18 Desember 2000)

New Economy - Menunggu Lahirnya eBay Lokal (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Jejak Hary Mengincar Deal-deal Raksasa (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Merangkak Mulai dari Floor Trading (18 Desember 2000)


Liputan Utama - Mencari Businessman of The Year (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Sempat Dianggap si Kusta (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Pioneer Rokok Generasi Ketiga (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Gebrakan sang Jagoan Tua (18 Desember 2000)

Liputan Utama - Businessman Masa Depan (18 Desember 2000)

Ekonomi Umum - Econit dan Indef Bertarung Prediksi (18 Desember 2000)


New Economy - Akan Layu sebelum Berkembang (18 Desember 2000)

New Economy - Ketika Linux Mulai Melaju (11 Desember 2000)

Entrepreneur - Ahli Fisika Ingin Jadi Ahli Indonesia (11 Desember 2000)

e-Company - Dari Tembi untuk Butik Dunia (11 Desember 2000)

e-Commerce - Teknik Meng-crack (2) (11 Desember 2000)

Kolom - Tiga e-Kecenderungan di Masa Depan (11 Desember 2000)


Kolom - Titik Balik Liberalisasi (11 Desember 2000)

New Economy - Lebih Banyak Muatan Emosional daripada Komersial (11 Desember 2000)

Prokon - Pilih Amandemen UU atau Tuntaskan Soal BLBI? (11 Desember 2000)

Ekonomi Umum - BI Digoyang, Rupiah makin Loyo (11 Desember 2000)

Ekonomi Umum - Setor Dua Dolar, Selanjutnya Terserah Anda (11 Desember 2000)

Ekonomi Umum - Texmaco Perkasa di Jalanan (11 Desember 2000)


Liputan Utama - Bersaing Menjadi Raja Kapling Frekuensi (11 Desember 2000)

Liputan Utama - GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit (11 Desember 2000)

Liputan Utama - Berlomba dengan Fasilitas Terbaik (11 Desember 2000)

Liputan Utama - Babak Baru Pertarungan para Raksasa GSM (11 Desember 2000)

New Economy - Sukses dengan Model Unik (11 Desember 2000)

New Economy - Aku Tetap Ingin Menjadi Perias Pengantin (11 Desember 2000)


New Economy - Diotaki Dua Orang Terkaya Dunia (4 Desember 2000)

New Economy - Hemat itu Ada Harganya (4 Desember 2000)

New Economy - Dari Jari Naik ke Mulut (4 Desember 2000)

e-Commerce - Dari Jari Naik ke Mulut (4 Desember 2000)

e-Commerce - Teknik Meng-crack (I) (4 Desember 2000)

Inovasi - Pembusukan-pembusukan Ide (4 Desember 2000)


Kolom - Menjadikan Hobi sebagai Pekerjaan (4 Desember 2000)

Sorotan - Pompa Bensin (4 Desember 2000)

Komentar Ekonomi - BI dan Inflasi (4 Desember 2000)

New Economy - Masterpiece dari Larry Ellison (4 Desember 2000)

Prokon - Perlukah Jasa SGS Digunakan kembali? (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Melibas Simbol-simbol Lama (4 Desember 2000)


New Economy - Yang Penting Adaptif terhadap Perubahan (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Meniru, tak Ada dalam Kamusnya (4 Desember 2000)

Liputan Utama - e-Srikandi di Lantai Bursa (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Memiliki, Menjual dan Menjalankan (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Menuju IPO pada 2002 (4 Desember 2000)

Liputan Utama - "Curi Ilmu" Dulu sebelum Berdikari (4 Desember 2000)


Ekonomi Umum - Beras tak Kunjung Beres (4 Desember 2000)

Ekonomi Umum - Karena Baja, Semua Kena (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Yang Muda yang (Mencoba) Tampil Beda (4 Desember 2000)

Liputan Utama - Menjual Indonesia secara Online (4 Desember 2000)

Prokon - Menjual Aset BPPN harus di Atas Nilai 50%. Realistiskah? (27 November 2000)

New Economy - Pembawa Berkah bagi Internet (27 November 2000)


e-Karir - Nilai Tambah bagi Stasiun Radio (27 November 2000)

New Economy - Memeriksa Keamanan Situs (27 November 2000)

e-Commerce - Memeriksa Keamanan Situs (27 November 2000)

Entrepreneur - '"Aku juga Ingin Jadi Gubernur"' (27 November 2000)

Komentar Ekonomi - Diplomasi dan Pemulihan Ekonomi (27 November 2000)

Sorotan - Komunikasi & Minat Baca (27 November 2000)


New Economy - Mengubah UKM Menjadi e-UKM (27 November 2000)

New Economy - "Pelanggan Puas, Revenue Naik" (27 November 2000)

e-Company - Nilai Tambah bagi Stasiun Radio (27 November 2000)

Liputan Utama - "Kurator Terlibat" (27 November 2000)

New Economy - Yang Muda, yang Idealis (27 November 2000)

Liputan Utama - "RGA itu Perusahaan Fiktif" (27 November 2000)


New Economy - Ramai-ramai Menggarap Si Kecil (27 November 2000)

Liputan Utama - "Saham di Manulife itu Aspal" (27 November 2000)

Ekonomi Umum - Satu Merek Rame-rame (27 November 2000)

Ekonomi Umum - Kursi Terpanas di "Sarang Penyamun" (27 November 2000)

Ekonomi Umum - Citranya Sama, Jalannya Beda (27 November 2000)

New Economy - Mengincar Pasar Global (27 November 2000)


New Economy - Meraup Rezeki Berkat Boom TI (27 November 2000)

New Economy - Pelanggan adalah Pacar (27 November 2000)

Liputan Utama - Saham Kembar Manulife Bikin Heboh (27 November 2000)

Sorotan - Penghargaan (20 November 2000)

Ekonomi Umum - Satu Merek Rame-rame (20 November 2000)

Prokon - Bea Masuk Impor Kedelai Dinaikkan: Siapa Beruntung? (20 November 2000)


Entrepreneur - Dia Dijuluki Arsitek Satu Miliar (20 November 2000)

Inovasi - Rezim-rezim Inovasi (20 November 2000)

Kolom - Virtual Outsourcing (20 November 2000)

New Economy - Fasilitas Mata-mata Link Web (20 November 2000)

New Economy - Sederhana tapi Kontroversial (20 November 2000)

New Economy - Cara Irit Menggunakan Software (20 November 2000)


e-Karir - Dari Kalkuta Mencari Profit (20 November 2000)

Komentar Ekonomi - Hati-hati.com (20 November 2000)

Ekonomi Umum - Sampoerna, Bos Toko Kelontong (20 November 2000)

Liputan Utama - Menyambung Nyawa Bisnis Dotcom Indonesia (20 November 2000)

Liputan Utama - Menyelamatkan "Bayi Dotcom" yang tak Kunjung Besar (20 November 2000)

Liputan Utama - Amerika masih Bergairah (20 November 2000)


Liputan Utama - Ingin Melahirkan "Bill Gates" Indonesia (20 November 2000)

Liputan Utama - Berharap dari Capital Gain (20 November 2000)

Liputan Utama - Mengincar Dotcom E-Commerce (20 November 2000)

Liputan Utama - ASP = Anti-Software Pembajak? (20 November 2000)

Ekonomi Umum - Meraup Untung lewat Sewa Lahan (20 November 2000)

Ekonomi Umum - RUPSLB Gagal, Bisnis pun Hilang (20 November 2000)


e-Commerce - Fasilitas Mata-mata Link Web (20 November 2000)

Liputan Utama - Jagat Maya pun Harus Diatur (13 November 2000)

Ekonomi Umum - Jalan Keluar makin Sulit (13 November 2000)

Komentar Ekonomi - Ekonomi Baru? Baru Apanya? (13 November 2000)

Prokon - Kebijakan Bebas Visa: Pilih Devisa atau Kedaulatan Negara (13 November 2000)

Sorotan - Warta Ekonomi & New Economy (13 November 2000)


Entrepreneur - Veteran Perang Malvinas di Puncak Manulife Indonesia (13 November 2000)

Kolom - Membuka E-Mail di Wartel (13 November 2000)

Kolom - Manajer Ber-Polo Shirt dari Gadogado.net (13 November 2000)

Ekonomi Umum - "Panas"-nya Harga Kertas (13 November 2000)

Liputan Utama - Ketika Pundi-pundi Mulai Terisi (13 November 2000)

Ekonomi Umum - PLN Tersengat Setrum Swasta (13 November 2000)


Liputan Utama - Kembali Ke Jalan Rasionalitas Ekonomi (13 November 2000)

Liputan Utama - "Barang Baru" di Lantai Bursa (13 November 2000)

Liputan Utama - Bersiap-siap Membidik Pasar Mobile Commerce (13 November 2000)

Liputan Utama - Kreatif Mengembangkan Model Bisnis (13 November 2000)

Liputan Utama - Lipposhop, DialMart Jilid II? (13 November 2000)

Liputan Utama - Susahnya Merebut Hati "Raja-raja" Maya (13 November 2000)


Liputan Utama - Menjemput Sebuah Kata: Perubahan! (13 November 2000)

New Economy - Reinkarnasi Raja Viking (6 November 2000)

Liputan Utama - Orang tak akan lagi Bersungut-sungut (6 November 2000)

Sorotan - HOMO CONNECTUS (6 November 2000)

Komentar Ekonomi - Konsensus Washington tidak Ampuh lagi (6 November 2000)

Entrepreneur - Ke Puncak Karier Menuruti Panggilan Hati (6 November 2000)


Entrepreneur - Si Jago Matematika Tersangkut di Dunia TI (6 November 2000)

e-Company - Melaju dengan Tenaga Muda (6 November 2000)

Inovasi - Revolusi dan Kesenjangan Imajinasi (6 November 2000)

Kolom - Jumlah Pengguna Internet Tiga Tahun Mendatang (6 November 2000)

Prokon - Benarkah Perekonomian Kini Terpisah dari Faktor Politik? (6 November 2000)

Liputan Utama - Dari Maraton, Lalu Internet hingga Broadband (6 November 2000)


Liputan Utama - Total untuk Broadband (6 November 2000)

New Economy - Kertas Tetap saja Dibutuhkan (6 November 2000)

Liputan Utama - Menuju Jalur Cepat New Economy (6 November 2000)

Liputan Utama - Ambisi Jalur Cepat sang Raksasa Lokal (6 November 2000)

Liputan Utama - Pelayan Broadband Murah Meriah dari Hong Kong (6 November 2000)

Ekonomi Umum - Gara-gara Tergantung pada Alam (6 November 2000)


Ekonomi Umum - Edward Kembali Tersandung "Kerikil" (6 November 2000)

Ekonomi Umum - Menggoyang Raksasa Semen (6 November 2000)

New Economy - Tekanan Global itu Berwujud Tanda Tangan (6 November 2000)

Sorotan - Iklim (30 Oktober 2000)

New Economy - "Misi Kita Padamu Negeri" (30 Oktober 2000)

New Economy - Ketika Musim i-Banking makin Berkembang (30 Oktober 2000)


New Economy - Kami Memiliki 42.000 Nasabah (30 Oktober 2000)

New Economy - Perilaku Nasabah belum Siap (30 Oktober 2000)

New Economy - Boom TI, Siapa yang Berperan? (30 Oktober 2000)

New Economy - Membangun Pusat Data Sendiri, Siapa Takut? (30 Oktober 2000)

New Economy - Berawal dari "Perseteruan" Microsoft dan IBM (30 Oktober 2000)

Komentar Ekonomi - Kita Sudah di Jalur yang Benar, tetapi.... (30 Oktober 2000)


e-Company - Kreatif Menyiasati Krisis (30 Oktober 2000)

Debut - Manusia yang tidak Pernah Pintar (30 Oktober 2000)

Prokon - Perlukah TDL Listrik Konsumen Rumah Tangga Dinaikkan? (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Kembali ke Puncak Dua Tahun lagi (30 Oktober 2000)

New Economy - Supaya tidak Lewat Amerika (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Dua Tahun ke Depan masih akan Tetap Hot (30 Oktober 2000)


New Economy - Berlomba-lomba Mengisi Rak (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Melaju di Atas Landasan yang Rapuh (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Tunggu sampai Tahun Depan" (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Potensi Pasar masih Besar" (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Si Jangkrik makin Diminati" (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Menuju Angka Lima Juta di Tahun 2001 (30 Oktober 2000)


Liputan Utama - Bangkit lagi di Tahun Naga (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Berpendar di Saat yang Lain Terkapar (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Bangkit setelah sempat Jatuh (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Tetap Jalan tanpa Pemerintah (30 Oktober 2000)

Liputan Utama - Menuju Era Baru (30 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Perang belum Usai (30 Oktober 2000)


Liputan Utama - Bergairah karena Pengalaman Pahit (30 Oktober 2000)

Prokon - Kapan Sebaiknya Pemerintah Melepas Saham BCA? (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Putra "Begawan Dalem" (23 Oktober 2000)

New Economy - M-Business: Membidik Manusia Aktif (23 Oktober 2000)

New Economy - Keterbatasan M-Bisnis Ada di Bandwidth (23 Oktober 2000)

New Economy - Kita Memposisikan sebagai ISP (23 Oktober 2000)


New Economy - Mobile-Business: Dapatkah Menggantikan Lapangan Golf? (23 Oktober 2000)

Kolom - Langkah Sederhana untuk Membuat Web Sendiri (23 Oktober 2000)

Kolom - Cybercrime atau Santet Crime (23 Oktober 2000)

Inovasi - Membuang Penghalang, Memeluk Kejernihan (23 Oktober 2000)

Komentar Ekonomi - Indonesia 2007: Kembali ke Titik Awal (23 Oktober 2000)

Sorotan - Dari Konvensi Nasional CNI: Yang Terlupakan tapi Ampuh (23 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - AMAN Pasang Target 15 Ribu Mobil (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Mobil Remuk, Siapa Takut? (23 Oktober 2000)

e-Company - Timbangan Jadi Batu Loncatan (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - Ketika Dunia Terus Berubah (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Ini Dia Empat "Dewa" Pelindung Mobil (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - Menangguk Rezeki dari Nasihat Teknologi Informasi (23 Oktober 2000)


Liputan Utama - Metamorfosis Merancang Ekonomi Baru (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Pendapatan Konsultan Kita Sekitar US$400-US$1.200 per Hari" (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Konsultan TI sedang Naik Daun" (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Kita Bukanlah Pakar Komputer" (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Kita Ingin Membangun Entrepreneur" (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - Bangkit Untuk Berkuasa (23 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - Putra "Begawan Dalem" (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "BPPN Menggugat Dirinya Sendiri" (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Kita akan Berlaku Seadil-adilnya" (23 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Sambutan Dingin untuk Insentif (23 Oktober 2000)

Liputan Utama - Dari Titik Nol Ke Titik Tinggi (23 Oktober 2000)

Prokon - Subsidi Kertas bagi Media Cetak dan Perbukuan: Mungkinkah? (16 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - "Urusan Uang, Urusan Samiaji" (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Lucu, Bagus, dan Menarik untuk Ditonton" (16 Oktober 2000)

New Economy - Belajar Memahami Pasar (16 Oktober 2000)

New Economy - Menuai Untung Tiga Tahun Berturut-turut (16 Oktober 2000)

New Economy - Transaksi Fiktif Masih Dominan (16 Oktober 2000)

New Economy - "Sekarang Realistis, ke Depan Challenging" (16 Oktober 2000)


Kolom - Evolusi Arsitektur Keuangan Internasional (16 Oktober 2000)

Komentar Ekonomi - PMA, Batu Ujian dalam Otonomi Daerah (16 Oktober 2000)

Prokon - Subsidi Kertas bagi Media Cetak dan Perbukuan: Mungkinkah? (16 Oktober 2000)

Prokon - Subsidi Kertas bagi Media Cetak dan Perbukuan: Mungkinkah? (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Yuk...Rame-rame Nonton Ketoprak! (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Perseteruan Dua "Ratu Kecantikan" (16 Oktober 2000)


Sorotan - Pajak: Jangan Berburu di Kebun Binatang (16 Oktober 2000)

Liputan Utama - Ini adalah Natural Movement (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Mungkin Ini Kesalahan Kantor Merek" (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Otomotif Jadi Pemicu" (16 Oktober 2000)

Liputan Utama - Jalan Tol bagi Grup Lippo (16 Oktober 2000)

Liputan Utama - Targetnya Kuasai Lima Persen Pasar Ritel Indonesia (16 Oktober 2000)


Liputan Utama - Lippo di Mata Peter Ong: Model Bisnisnya Bagus (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Kejarlah Proyek, Kau Kutalangi (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Proyek Tuban Bisa Dikaitkan ke Pertamina" (16 Oktober 2000)

New Economy - "Tidak Sekadar Kepentingan Hashim" (16 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Jangan-jangan Ada Konspirasi" (16 Oktober 2000)

Liputan Utama - Pembuktian sang Visioner (16 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - Sebenarnya yang Bangkit Itu Konsumen (16 Oktober 2000)

Liputan Utama - Tahun Ketiga Mendapat Laba Bersih (16 Oktober 2000)

New Economy - "Mau Jungkir Balik juga Nggak Bisa" (9 Oktober 2000)

New Economy - Mewujudnya Masyarakat Global Village (9 Oktober 2000)

New Economy - Cukup dari Tempat Kos (9 Oktober 2000)

New Economy - Menanamkan Semangat (9 Oktober 2000)


New Economy - Membuat si Polan Melek Internet (9 Oktober 2000)

Kolom - Menguak Misteri BLBI (9 Oktober 2000)

Kolom - Masa Depan Kopi Dunia (9 Oktober 2000)

e-Company - Purnama pun Bersinar Terus (9 Oktober 2000)

Debut - LIN CHE WEI (9 Oktober 2000)

Prokon - BUMN: Sebaiknya Dikelola oleh Siapa? (9 Oktober 2000)


New Economy - Mal dalam Mal (9 Oktober 2000)

Komentar Ekonomi - Keluar dari Jebakan Utang, Mungkinkah? (9 Oktober 2000)

Sorotan - Kebijakan Telekomunikasi dan Penyiaran (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Optimistis, tetapi Kurs tidak Sebesar Itu (9 Oktober 2000)

New Economy - Ada Persaingan dan Kerja Sama (9 Oktober 2000)

New Economy - Mal Indosat Dikunjungi Sampai 15 Juta Orang (9 Oktober 2000)


Liputan Utama - "Di Jajaran Direksi Kami Harus Ada" (9 Oktober 2000)

Kolom - Pergeseran Paradigma Menuju Knowledge Based Society (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Itu Keputusan Depkeu" (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Anggota DPR/MPR Harus Punya NPWP" (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Terus Kebanjiran Kredit (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - "Kredit dari IFC belum Perlu" (9 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - Untungnya jadi Konglomerat (9 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Kutunggu Keadilanmu, Pak Rizal! (9 Oktober 2000)

Liputan Utama - Dan Krisis pun Membentengi Langkah CMNP (9 Oktober 2000)

Kolom - Posisi Industri TI Indonesia (2 Oktober 2000)

New Economy - "Kesempatan itu tidak Datang Dua Kali" (2 Oktober 2000)

New Economy - Shakespeare pun akan Keheranan (2 Oktober 2000)


Komentar Ekonomi - Subsidi BBM: Saatnya Mengedepankan Pertimbangan Ekonomi (2 Oktober 2000)

Prokon - Keringanan Pajak 30% bagi Debitur Kooperatif: Memadaikah? (2 Oktober 2000)

New Economy - "Itu Bisnis yang tidak Punya Etika" (2 Oktober 2000)

Sorotan - New Economy, Simpang Jalan bagi Eksekutif (2 Oktober 2000)

Entrepreneur - Menantang Teka-teki Dotcom (2 Oktober 2000)

Liputan Utama - Pernah Mengawal Direktur Citibank (2 Oktober 2000)


Kolom - Rimba Pembajakan Merek Terkenal (2 Oktober 2000)

Kolom - KONSULTASI E-COMMERCE (2 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Menanggung Beban Berlebihan (2 Oktober 2000)

Liputan Utama - Bodyguard, Lahan Bisnis yang Menjanjikan (2 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Kami Pakai Konsultan Asing untuk Melatih" (2 Oktober 2000)

Liputan Utama - "Asing Memicu Persaingan Kualitas" (2 Oktober 2000)


Ekonomi Umum - Resesi Dunia, Mungkinkah? (2 Oktober 2000)

Ekonomi Umum - Ramai-ramai Menghilangkan Bau Cendana (2 Oktober 2000)

New Economy - Makin Ramai makin Seru (2 Oktober 2000)

e-Karir - Bistek Browser (2 Oktober 2000)

Liputan Utama - Kita Punya Costumer Based (25 September 2000)

Liputan Utama - Jangan Lari atau Menghindar dari TI (25 September 2000)


Ekonomi Umum - BES tidak Siap untuk Transaksi Besar (25 September 2000)

Liputan Utama - Konglomerat: Di Antara Peralihan Pola Ekonomi Baru (25 September 2000)

Liputan Utama - Tren Infrastruktur Telekomunikasi dalam New Economy (25 September 2000)

Liputan Utama - "Sekarang memang Era New Economy" (25 September 2000)

Liputan Utama - Lewat Cybercity, Edward Kembali ke Pentas (25 September 2000)

Liputan Utama - Strategi Perang Grup Sinar Mas di Pasar Maya (25 September 2000)


Liputan Utama - "Booming New Economy Sekarang Sudah Terasa" (25 September 2000)

Liputan Utama - Terjun Bebas di Dunia Maya (25 September 2000)

Ekonomi Umum - Buah Jatuh tak Jauh dari Pohonnya (25 September 2000)

Liputan Utama - Tak Mau Ketinggalan Zaman (25 September 2000)

Ekonomi Umum - Hati-hatilah Penguasa Pasar (25 September 2000)

Liputan Utama - "Kita bukan Orang Bodoh yang Buang-buang Uang" (25 September 2000)


e-Company - Dari Linux Sampai Statistik (25 September 2000)

Kolom - Mengoperasikan VoIP yang Legal untuk Perusahaan (25 September 2000)

Ekonomi Umum - Bom di BEJ, Booming di BES (25 September 2000)

Inovasi - Tertawa Pangkal Kaya (25 September 2000)

Ekonomi Umum - Hati-hatilah Penguasa Pasar (25 September 2000)

Entrepreneur - "Aku Tergelincir ke Dunia TI" (25 September 2000)


Sorotan - Rizal Ramli (25 September 2000)

Prokon - Pertanian Transgenik: Berkah atau Malapetaka? (25 September 2000)

Komentar Ekonomi - Pangsa Pasar Dominan Tidak Selalu Buruk.... (25 September 2000)

New Economy - Kendala justru pada Teknologi Ponselnya (25 September 2000)

New Economy - Pertama Dikhawatirkan, Selanjutnya Tersebar di Mana-mana (25 September 2000)

New Economy - Perpaduan Iklan dengan Geographic Information System (25 September 2000)


Ekonomi Umum - Bukan KADI, tapi Klipi (25 September 2000)

Ekonomi Umum - Tetap Impor meski Pasar Kecil (25 September 2000)

New Economy - Dunia Selebar Telepon Selular (25 September 2000)

Kolom - Mempercayai Pasar? (25 September 2000)

Liputan Utama - Berapa Jumlah BLBI, Tidak Jelas (18 September 2000)

Ekonomi Umum - Awas, Transgenik Lahirkan Monster! (18 September 2000)


Ekonomi Umum - "Peneliti Kita Sudah Dibayar" (18 September 2000)

Liputan Utama - "Sudah Dua Tersangka di Bank Aspac" (18 September 2000)

Ekonomi Umum - Gaya "Orang Kita" Menjajal Pasar Mancanegara (18 September 2000)

Kolom - Kuncinya Mengedukasi Pasar (18 September 2000)

Ekonomi Umum - "Cuma Sekadar Buka Cabang" (18 September 2000)

New Economy - "Semuanya Tergantung Leadership Pemda" (18 September 2000)


Liputan Utama - Nikmat BLBI Membawa Sengsara (18 September 2000)

Liputan Utama - "Yang Terlibat Dibebastugaskan" (18 September 2000)

Komentar Ekonomi - Jadikan Jubilee 2000 Pintu Masuk Pemotongan Utang (18 September 2000)

New Economy - "E-Government untuk Memenuhi Tuntutan Pasar" (18 September 2000)

New Economy - Mimpi Indah yang Menjadi Kenyataan? (18 September 2000)

Komentar Ekonomi - Pemerintah Sebaiknya Berperan Melalui BPPN (18 September 2000)


Sorotan - Goliath vs David (18 September 2000)

Ekonomi Umum - Demi W@rtel, Telkom Rela Merugi (18 September 2000)

New Economy - Bakal Terkoreksi juga (18 September 2000)

New Economy - Selamat Tinggal Mesin Ketik, Selamat Datang E-Government (18 September 2000)

Kolom - Garuda dan Patung Buddha (18 September 2000)

e-Company - Nikmatnya Sayuran Aeroponik (18 September 2000)


Prokon - Regulasi VoIP: Perlu atau Tidak? (18 September 2000)

Prokon - Regulasi VoIP: Perlu atau Tidak? (18 September 2000)

New Economy - Ada Bisnis di Balik Penggerebekan (18 September 2000)

Liputan Utama - "Negosiasi dengan IMF Biasa-biasa saja" (11 September 2000)

New Economy - Melepas Kepala Menangkap Ekor (11 September 2000)

New Economy - Menghemat Ongkos Sampai 15% (11 September 2000)


New Economy - "Tidak Ada lagi Permainan Harga" (11 September 2000)

New Economy - Ramai-ramai Beralih ke Pasar Maya (11 September 2000)

New Economy - Masalah Lain yang juga Besar (11 September 2000)

New Economy - Kita Belum Cukup Matang (11 September 2000)

New Economy - "Kita Bisa Mundur 10 Tahun!" (11 September 2000)

New Economy - Saatnya Cepat Mengambil Peluang (11 September 2000)


Liputan Utama - Dari Satu Kontroversi ke Kontroversi Lain (11 September 2000)

Ekonomi Umum - "Sebaiknya Hak DBC tidak dibekukan" (11 September 2000)

Liputan Utama - Jurus Tim Underdog Melawan Krisis (11 September 2000)

Prokon - Perdagangan Rupiah di Pasar Internasional, Apa Mungkin Dibatasi? (11 September 2000)

New Economy - Mari Bermain Internet Melalui Televisi (11 September 2000)


Kolom - Beberapa Distorsi dalam Pengembangan UKM (11 September 2000)

New Economy - Cerita Perkawinan Satu Layar (11 September 2000)

Inovasi - Logis Berarti Impoten (11 September 2000)

Sorotan - Jutaan Pengguna TI Melanggar Hukum? (11 September 2000)

Komentar Ekonomi - Ekonomi Membaik, Saatnya Renegosiasi LoI (11 September 2000)

Ekonomi Umum - "Terlalu Banyak KAP, Perang Tarif" (11 September 2000)


Ekonomi Umum - Harap-harap Cemas, Menunggu Bos Baru Si Jempol (11 September 2000)

Ekonomi Umum - Barang Bekas yang Meresahkan (11 September 2000)

New Economy - Satu Hari Terjual 60 Unit! (11 September 2000)

Kolom - Kehebohan Dunia Telematika (11 September 2000)

Liputan Utama - "Tidakada mafia, yang ada kesimpangsiuran!" (17 April 2000)

Liputan Utama - Geger Jual Beli Vonis Pengadilan Niaga! (17 April 2000)


Liputan Utama - Lahir Atas Prakarsa IMF (17 April 2000)

Liputan Utama - "Bukan Mafia Peradilan tetapi Mafia Hukum" (17 April 2000)

Liputan Utama - "Saya siap memeriksa Hakim yang terlibat" (17 April 2000)

Liputan Utama - "Pengadilan Niaga Sumber Korupsi Baru" (17 April 2000)


Silahkan beriklan disini! (120x120)















Polls
Keamanan Transaksi Secara Online Menurut Anda

Percaya Sepenuhnya
Kurang Dapat Dipercaya
Ragu/Tidak Yakin
Tidak Tahu








































































Kurs Rupiah
Dolar AS 11145
DM 4818
F.France 1436
Pound 15780
HK$ 1429
Sin$ 6166
Yen 94
AUD 5642
Euro 9423





























programming
& design by Cabinet

copyright © 2000, Cabinet




all rights reserved

copying or reproducing any material

on this website without prior

consent from Warta Ekonomi is prohibited









No comments: