Monday, June 13, 2005

Pendidikan di US

Dari rangking yg. dilakukan oleh suatu majalah mingguan, 10 universitas teratas masih diraih US. ITB boro-boro masuk 50 besar, masuk 200 teratas saja tidak. Yg. hebat, Indian Institute of Technology masuk 100 teratas. IIT ini bahkan sudah 'bernama' di US. Perusahaan2 hi-tech kalau mendengar 'lulusan IIT' umumnya lebih tanggap dalam merekrut mereka. Semacam MIT-nya Asia.

Nah, yang negara berkembang kalah jauh dalam pendidikan (terutama pendidikan dasar) adalah dalam segi EQ seperti komunikasi, teamwork, apresiasi thp. usaha murid dan dorongan untuk belajar mandiri. Di sekeolah anak saya (yg. masih TK), sudah diajarkan bagaimana mengemukakan
pendapat, menulis cerita/paper, presentasi di depan kelas, kerja kelompok (teamwork). Mulai kelas 2 atau 3, telah diperintahkan menulis paper riset [tentu dalam skala anak2) dan presentasi di depan kelas, plus memperagakan alat2/benda2 riset mereka!).

Gurunya sangat apresiatif dan komunikatif terhadap murid. Murid yg. 'sangat bagus' dan biasa-biasa sama-sama dihargai pendapat dan kerjanya. Tidak pernah guru mengatakan 'kamu bodoh' dan sebagainya. (kalaupun ada, guru tersebut biasanya akan langsung ditegur keras).

Hasil pendidikan tersebut (yang berhubungan dg. EQ, bukan IQ yg. tinggi seperti di negara-negara semacam Cina atau India) terlihat jelas saat mereka memasuki lapangan kerja.
Rata-rata mereka menjadi manajer thp. bangsa-bangsa lainnya (di tempat kerja). Saya sendiri merasakan perbedaan bekerja dibawah manager asia (memang dari segi ilmu teknis mereka rata-rata unggul) dengan manager amerika (atau didikan amerika tulen).

Ini yg. kita masih ketinggalan sangat jauh. Coba, beberapa banyak sih lulusan ITB yg. lihai menulis paper ilimiah, jago berpresentasi dan pandai memimpin team? Atau open-minded dan apresiatif terhadap bawahan? Satu-dua tentu ada, tetapi kalau secara rata-rata masih
kurang. Belum lagi soal kemandirian (maklum, anak-anak di US itu 'diusir' dari rumah setelah mencapai umur 18 tahun, jadi mereka harus survive, baik dari biaya pendidikan dan biaya-biaya hidup lainnya).

1 comment:

Anonymous said...

Bahwasanya pendidikan di indonesia
tidak terlalu jelek kalau di bandingkan dan untuk memanjukan pendidikan di indonesia,salah satu yang sangat susah adalah bahwa murid murid tidak bisa berdiskusi dengar guru atau argument,selalu ada gap antara guru and student yang sebetulnya hal ini tidak bagus untuk pendidikan,gap yang harus di pakai adalah bukan gap argumentation or diskusi tapi gap
yang mana tiap tiap guru and dan anak murid musti tahu dirinya sendiri or their status one student
still have to keep the respect to
certain thing with the teacher but
not for the argument for the subject itsefl.
DAn lain dari itu adalah mengenai
assigment or project yang harus
dilakukan oleh student dengan guide
gurunya dan setelah selesai tiap
tiap murid pling tidak harus
membikin presentation didepan class
at least once in year, dengan cara ini murid murid menjadi confidence
and teach them to speak infront of the public, of course its neccesary the teacher are play major role for all the above thing.
kalau di apply hal ini saya sangat
yakin bahwasanya pendidikan akan
menjadi banyak lebiah baik.
Maaf saya ada kata kata yang tulis
dari bahasa inggris, saya sudah lupa banyak bahasa nenek moyang
Terima kasih dan allah wafakun
ah.alattas@alahli.com