Sunday, June 12, 2005

Capitalisme dan Pendidikan

Pertama kali saya ke Amerika Serikat, yg. saya kagumi dan iri bukan banyaknya jumlah mal (lebih banyak mall di Jakarta dibanding San Francisco), bukan juga hi-tech facilitiesnya (lebih maju fasilitas HP di Indonesia secara umum), tapi fasilitas-fasilitas umum dan primer seperti tersedianya air minum (bukan sekedar air buat mandi), sistem drainage, waste & recycling management, dan infrastruktur dasar lainnya (kualitas jalan, pipa gas ke rumah-rumah, dsb.)

Setiap tahun, pemerintah kota mengirimkan laporan ditail kadar mineral, bakteria dan kualitas air minum ini. Bertahun-tahun saya minum air langsung dari ledeng tanpa ada keluhan sakit perut atau apapun (meski terakhir-akhir ini sedikit paranoid dan memasang filter tambahan). Sistem waste nya luar biasa dan tertata rapi. Di kota yg. berpenduduk dibawah 100.000 jiwa spt. di Santa Rosa, gorong2 air tertata dibawah rata-rata jalan-jalan, membawa semua air kotor dari rumah-rumah/apartemen. Setiap minggu mobil sampah datang ke tiap rumah dan mengangkut sampah-sampah (yang diletakkan oleh setiap pemilik rumah di tempat sampah beroda setiap minggu di depan jalan), didekompos dan disimpan di tempat tertentu yang tidak mencemari kali/sungai-sungai atau danau-danau.

Lalu, mungkin ada yg. bertanya, apa hubungannya pembangunan yg. dilakukan swasta dg. hal-hal diatas? Lihatlah Jakarta. Berapa banyak hotel berbintang yang menggunakan sumur dalam untuk menyuplai airnya. Dari majalah Tempo yg. saya baca (beberapa tahun yang lalu!), peresapan air laut ke kota Jakarta makin besar. Belum lagi, karena banyaknya sumur2 ini, bukan saja air laut yg. terhisap, yg. lebih parah lagi adalah air dari 'septitank' (yach...:)

Mengenai infrastruktur yg. disebut Moore "jelek" itu, mungkin bisa ditanya lagi, bagian yg. mana?

Soal pendidikan, ini mungkin yang menjadi salah problem utama di AS terutama dalam bidand-bidang Sains dan Matematik. Tapi ini mungkin bisa dipersempit dalam hal pendidikan dasar, bukan pendidikan di Universitas-universitas (karena dalam hal ini, disana masih bercokol universitas-universitas paling top dunia). Pendidikan dasar (terutama di beberapa state spt. California) sekarang ini memang terbukti lemah dalam hal science-math. Sebagai contoh saja: beberapa anak-anak Indonesia yg. sebelumnya sekolah
di Indonesia dan kemudian pindah ke AS, rata-rata ranking mereka diatas. Lebih parah lagi pendidikan di sekolah menengah dan SMA-nya. Secara umum, sekolah swasta di Amerika lebih tinggi rankingnya karena mereka tidak terlalu mengikuti kurikulum dan lebih mengandalkan kelas-kelas khusus untuk anak-anak unggulan.

Jumlah tahun pengajaran untuk pendidikan dasar sama spt. di Indonesia (12 tahun). Beberapa sekolah memberikan tingkatan 6-2-4 (6 tahun SD, 2 tahun SMP dan 4 tahun SMA), sebagian lagi 5-2-4.

Tidak seperti lulusan SMA di Indonesia yg. nampaknya lebih siap menghadapi pelajaran2 di universitas (meski tidak semuanya), di Amerika kebanyakan lulusan SMAnya kurang siap, sehingga harus masuk ke Junior college (semacam pra-universitas atau TPB-nya ITB).

Satu hal yg. berbeda (dan masih unggul, mungkin) adalah metoda pengajaran berdasarkan 'analisa & sintesa' serta pengungkapan pendapat sejak dini. Sejak TK, mereka diajarkan untuk menganalisa (tentu setarap dg. kemampuam mereka), membuat laporan dan sering mempresentasikannya di depan kelas (ini anak2 SD lho, bukan SMA).

Tapi, secara keseluruhan dan dibandingkan budget untuk hal-hal lain, dana untuk pendidikan di AS relatif rendah (makanya sekarang sering diprotes). Tidak seperti di Indonesia yg. dana pendidikannnya dari pusat, sebagian besar dana pendidikan diberikan oleh negara-negara bagian (terkecuali state2 yg. relatif miskin dibanding lainnya). Kurikulum pun dibuat oleh masing2 state, meski sekarang ada usaha untuk memberikan 'guideline' secara nasional.

Sekarang ini, bukan saja wali murid dan guru yang protes soal rendahnya dana untuk sekolah, tetapi bahkan industriawan-industriawan spt. Bill Gates (Microsoft), Andy Grove atau Craig Berrets (Intel), Palmisano (IBM) dan lain-lain.

Tapi, bisa jadi juga pendapat Michael Moore di bukunya "The Fat White Man" sedikit banyak dipengaruhi dengan pendapat politisnya terhadap administrasi Bush. Maklum, dia khan penduduk partai Demokrat, sementara si Bush Republik.

Kalau menurut saya pribadi, salah satu penyebab utama turunnya pendidikan dasar (terutama sekali Sains dan Matematik) di AS adalah menurunnya jumlah imigran terdidik (akibat aksi-aksi paska 9/11). Menurut statistik terakhir, peningkatan pesat imigran adalah dari negeri Mexico, dimana secara sosio-ekonomi kurang memprioritaskan pendidikan, baik di dalam lingkungan mereka atau pun di sekolah-sekolah.

Brutalnya, sekolah-sekolah di lingkungan warga kulit putih mayoritas beranking tinggi, sehingga menyebabkan lebih banyak warga kulit putih (dan asia) untuk pindah ke distrik sekolah-sekolah tsb. Ini menyebabkan meningkatkan harga-harga rumah di dareah-daerah tsb. naik secara tajam. Jadi, yang miskin (dan tidak terdidik) makin miskin dan terkebelakang, yang kaya makin maju. Ujung-ujungnya, Itulah kapitalisme :-)

No comments: