Di awal-awal perang dingin dalam masa pemerintahan Kennedy, Uni Sovyet melalui aliansinya Cuba melakukan gertakan dengan memanuever rudal2 nuklir di Cuba. Ini menimbulkan apa yg. disebut "Cuba Crisis". Untungnya Kennedy berpikiran jauh dan cerdas, sehingga krisis Cuba ini tidak sampai menimbulkan perang.
Akhir tahun 60'an, Uni Sovyet dan AS juga saling gertak dengan berlomba dalam proyek luar angkasa. Kemenangan diklaim AS dengan (katanya) berhasil mendaratkan manusia di bulan. Namun, makin lama makin menyangsikan apakah benar mereka berhasil mendaratkan manusia ke bulan? Apakah itu bukan salah satu gertakan AS terhadap Sovyet saja?
Lihat video2 clip menarik ini:
http://www.metacafe.com/watch/1003507/nasa_moon_landing_a_lie/
http://www.youtube.com/watch?v=wdMvQTNLaUE
Ketika George Bush di tahun 2002'an mendeklarasikan proyek NASA untuk mengirim (kembali) manusia ke bulan, sejumlah ilmuwan menyatakan proyek tsb. terlalu ambisius (atau, karena mereka tidak yakin bisa?).
Melihat betapa teknologi tahun 60'an itu jauh dibanding teknologi sekarang (mikroprocessor komersial pertama saja baru dibuat tahun 70'an oleh Intel, itu pun sangat senderhana), memang agak sulit mempercayai teknologi dulu dapat melakukan itu. (meski buat sekelas NASA sekali pun). Dengan komponen-k0mponen diskrit, bobot lunar module akan jauh lebih berat, bahkan Apollo Saturn V pun mungkin tidak cukup mengangkatnya (tangki Space Shuttle saja lebih gemuk dibanding roket Saturn, padahal jarak bumi-bulan ribuan kali orbit space shuttle). Bobot shuttle: 4,470,000 lbs (2027,55789 ton), sementara bobot roket apollo (total): 6,699,000 lbs (3038,5 ton). Bagaimana dengan teknologi 50 tahun lalu, bobot lebih besar dan jarak ribuan kali lebih besar, tanki bahan bakarnya bisa lebih kecil?
Dimensi ulak-alik:
Height | 184 ft (56.1 m) |
---|---|
Diameter | 28.5 ft (8.69 m) |
Dimensi roket Saturn (termasuk lunar landing module di atasnya):
Height | 110.6 m (363 ft) |
---|---|
Diameter | 10.1 m (33 ft) |
(Sumber: http://ntrs.nasa.gov/archive/nasa/casi.ntrs.nasa.gov/19700011707_1970011707.pdf dan http://en.wikipedia.org/wiki/Space_Shuttle)
Menurut http://web.mit.edu/6.933/www/apollo.html, rangkaian komunikasi dan kontrolnya memang sdh digital dan terintegerasi (rancangan para pakar MIT dan dibuat oleh Draper Labs awal tahun 60'an), tapi sebeberapa hebat teknologi fabrikasi chip tahun 60'an? belum lagi masih sangat langkanya software CAD buat desain chip itu sendiri. Hampir mustahil dapat menanggulangi faktor-faktor gangguan eksternal, apalagi di luar angkasa.
Clock prosesor buat roket Saturn ("it's a real joke" buat ukuran sekarang) hanya sekitar 2 MHz, jauh lebih lambat bahkan dibandingkan CPU pada mainan anak-anak zaman sekarang (Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Launch_Vehicle_Digital_Computer), ukuran sebesar batu bata, berbobot 36 kg dan mengkonsumsi 137 watt (ini baru CPU-nya saja lho). Mikrokontroler yang saya gunakan buat hobby saja puluhan kali lebih cepat dari itu, baik dari segi arsitektur maupun clocking (teknologi RISC baru diketemukan di era 70'an).
Sulit diterima akal memang. Bagaimana mungkin power cell+solar panel buat perjalanan puluhan ribu km kuat untuk memdayai komputer seboros itu, belum lagi daya buat instrumentasi & kontrol lain-lain. Dan itu diklaim mampu mengontrol roket dan mendaratkan manusia ke bulan dengan presisi? Mungkinkah?
Panel User-Interface Apollo juga spt. mainan "ding-dong" di tahun 80'an. Masih memakai LED 7-segment dan dikontrol relay. Perangkat lunaknya masih dibuat dengan assembly (software sekarang saja banyak bugnya, padahal sdh high level, apalagi dg. assembly).
Bukti-bukti yg. ada sekarang (batuan, cermin di bulan dsb.), tidak mensyaratkan harus hadirnya manusia di bulan untuk melakukannya. Bisa saja mereka menggunakan RC'ed (Radio Controlled) robot. Banyak analist yg. meragukan soal foto2 pendaratan di bulan (search Google untuk lebih detil).
No comments:
Post a Comment