Gertakan Iran memang sejauh ini berhasil, paling tidak terhadap Israel dengan proyek nuklir (dan mungkin WMD-nya). Amerika sudah tidak memandang sebelah mata lagi ke Iran, apalagi setelah Bush turun. Sejauh ini, negara2 dengan WMD spt. Pakistan dan India tidak berani salik serang, alasan salah satunya karena mereka saling memiliki WMD ini.
Menariknya, Amerika malah mulai mengganti paradigma konsep perang mereka ke "FCS" (Future Combat System), tidak lagi ke WMD spt. nuklir, bahkan membatalkan proyek spektakuler pengembangan pesawat F-22 Raptor. Sistem ini merupakan sistem persenjataan paling modern berbasis sistem komunikasi+sensor nirkabel terintegrasi. Dari ulasan majalah "PopSci" edisi terakhir, konsep FCS ini merupakan jaringan interkoneksi masal (mirip. Internet) yang dipasangkan pada badan setiap prajurit perang.
Setiap prajurit memiliki sejumlah sensor (audio, visual, GPS) dan weareable computer . Data dikirim ke pusat komando. Bahkan robot2 (ada robot perayap, bahkan robocopter) pun dikerahkan sebagai prajurit perang (spt. di film RoboCop). Hasil riset terakhir menyatakan, satu kontraktor berhasil mengembangkan sistem audio pendeteksi snipper dengan algoritma canggih.
Proyeknya dikerjakan oleh konsorsium (Boeing, Lockheed Martin, General Dynamics dsb.) dengan total biaya hampir $200 milyar. Bisa dibaca disini: http://www.boeing. com/defense- space/ic/ fcs/bia/ atau https://www. fcs.army. mil/
Dari hasil R&D mutakhir di Universitas Vanderbilt dengan dana dari DARPA (Defence of Advanced Research Projects Agency - badan yg. sama yg. mendanai riset berdirinya Internet) dalam proyek FCS ini adalah sistem akustik canggih yang dapat mendeteksi lokasi suara letusan senjata. Bekerja dengan sistem algoritma canggih, prototypenya telah berhasil mengidentifikasi lokasi letusan senjata snipper yg. bersembunyi di balik gedung. Nantinya, sistem akustik ini akan dipasang pada RoboSoldier dan bahkan dapat membalas tembakan balik ke arah snipper dengan akurasi tinggi, tanpa harus mengorbankan prajurit (manusia).
Saat ini, telah dibentuk divisi Batalion berjumlah 1000-orang prajurit "FCS". Peralatan perang mereka? selain senapan standar, di helm mereka dilengkapi kamera dan mata kanan dipasangi layar mini, sementara tangan menggenggam joystick spt. pada game-console PS3 atau X360. Tugas mereka, selain full contact combat, juga mengendalikan sejumlah senjata robot, SUAV (Small Unmanned Air Vehicle), peluncur rudal bahkan tank2 tak-berawak ke depan medan perang. Apa yg. dilihat dalam layar prajurit itu? yang pernah main game2 perang-perangan spt. HALO, FEAR, CRISIS atau sejenis pasti tahu.
Kerumitan teknologi jaringan komunikasi dananya bahkan melebihi teknologi Internet sekarang ini.
Mungkin kita pun bersiap-siap menghadapi paradigma pertempuran baru, terutama urban-area combat. Selain itu, siapa tahu dalam tahun2 mendatang, teknologi ini akan menjadi rintisan generasi baru Internet (spt halnya juga kemunculan Internet yang berasal dari inisiatif dan dana DARPA).
No comments:
Post a Comment